Minggu, 21 Agustus 2011

tak kunjung terlelap

tempelkan! ayo cepet tempel! lebih dekat! dekat! ayo! lagi! tunggu apa lagi? ayo sampai aku tak mampu temukan terang diantara gelap! buram, jauh terasa jauh saat kelopak ini mulai berciuman. hilang,melayang, terbujur lentang mayat-mayat sesaat.mimpi!aku merindu..
 
21 Agustus 2011

Rabu, 17 Agustus 2011

pelangi

ambil kacamata itu!
periksalah!
bila perlu copot!
lihat apakah itu buram?aku diam,
samar?aku senyum,
lalu apa?
itu hitam?tidak,
itu putih?tidak,
bening?tidak sama sekali,
ah! mungkin matamu ada debu,
aku PELANGI.

jempol tanda plokamator

ini jempolku,mana jempolmu? teriak tanda terjepit,terinjak tanda teriak, ini jempolku, mana jempolmu? kenapa kau beri aku kelingking? kecil,hitam,burik, untuk apa?kelingkingmu hanya mampu menciumku dari depan dan tak mampu dari blakang. aku butuh yang bisa depan belakang!!aku butuh adu domba,bukan adu kelingking! (17 agustus 2011)

Senin, 15 Agustus 2011

kejam..

Selamat jalan Semarang.
Pesona asrimu sekarang padam dan berganti panas yang menganga.
Aku terdepak dari kilaun merahmu yang kejam.
Pendar-pendar ketenangan perlahan tenggelam.
Aku putuskan kembali ke bilik kayu yang tak sekuat dan semegah tembokmu.
Aku pulang kawan...
Semoga esok kita bersua kembali..

angan...

Terpagut dalam seberkas angan.
bak ribuan warna yang bercampur pekat,
ringan bagai molekul dan atom,
sebuah keinginan tanpa memberatkan,
timbul dari bongkahan budaya populer,
mempertaruhkan kepercayaan demi pembuktian bahwa aku bisa,
udara itu begitu cepat menyambar pekat,
ku abadikan hasrat dalam kata-kata.
Inilah yang lebih penting dari puisi cinta,
sebuah angan yang membanggakan