Kamis, 18 Juli 2013

Tips belajar sastra

Untuk menjadi anak sastra, sama sekali tidak membutuhkan bakat yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Pada dasarnya setiap individu atau manusia memiliki kemampuan untuk megembangkan setiap potensi yang dimilikinya. Baik potensi yang telah nampak dan disadari oleh pribadi masing-masing atau potensi yang secara tidak langsung belum diketahui.
Sastra adalah keseluruhan ungkapan perasaan yang dimiliki manusia yang dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hal-hal yang mengenai ungkapan perasaan merupakan bentuk dari sastra itu sendiri. Namun, pada umumnya manusia kurang begitu menyadari bahwa dunia sastra adalah dunia dimana seluruh aktifitas manusia terealisaikan dalam bentuk karya sastra. seperti yang telah dijelaskan oleh beberapa teoritikus Sastra, bahwa karya sastra dibagi menjadi dua bentuk yaitu karya sastra lisan dan karya sastra tulisan.

karya sastra lisan merupakan suatu bentuk karya sastra yang tidak dituangkan dalam bentuk teks sastra atau tidak melalui proses menulis. Pada umunya karya sastra lisan ini lebih bisa ditemui pada dongeng-dongeng atau cerita rakyat yang disampaikan secara lisan. Berbeda dengan karya sastra tulisan. karya sastra tulisan sengaja dibuat untuk pertamakalinya dalam bentuk teks. Seperti halnya karya sastra yang berbentuk prosa ataupun puisi yang sudah mengalami pengkategorian masing-masing. Kadang kala karya sastra lisan bisa menjadi karya sastra tulisan ketika karya tersebut dituangkan dalam bentuk teks dengan tujuan untuk dokumentasi karya sastra.
Terkadang bagi para pembelajar sastra atau yang sedang memepelajari sastra, mereka kurang begitu bisa menikmati atau kurang begitu bisa mendalami dunia sastra. hal ini dikarenakan teknik atau cara mereka menikmati sastra kurang diprioritaskan atau tidak menemukan formula yang tepat. Kemauan dan intensitas menggeluti dunia sastra saja tidak menjamin keberhasilan seseorang untuk benar-benar menikmati dunia sastra. Perlu pengembangan-pengembangan khusus yang dirancang melalui serangkain proses untuk medalami dunia sastra.Salah satu dari serangkaian proses tersebut telah penulis susun secara lengkap dan runtut:
1. kesediaan mencintai dunia sastra dan segala hal yang berhubungan dengan sastra itu sendiri.
2. kecenderungan untuk menggali potensi diri untuk memunculkan kemampuan dalam kesusastraan. seperti menulis, bercerita, membaca, dan mendengarkan segala bentuk karya sastra.
3. membiasakan diri untuk melakukan kegiatan membaca dan diteruskan dengan kegiatan menulis.
4. membiasakan diri untuk peka terhadap fenomena yang terjadi dilingkungan sekitar kemudian melakukan analisis tentang keterkaitan dengan fenomena-fenomena yang lainnya.
5. karena dunia sastra sangat erat kaitannya dengan budaya dan sejarah suatu kehidupan/peradaban, maka perlunya mempelajari kebudayaan dan sejarah baik lokal maupun internasional.
6. kesediaan menanamkan prinsip tentang tanggungjawab terhadap semakin banyak membaca maka semakin banyak pula kita harus menulis.

Semoga bermanfaat, salam sastra.


Romansah
19-07-2013

3 komentar: