Rabu, 05 Juni 2013

Antara Sang pencerah dan Sang Kiai

Menurut cerita Cak Nun, ketika Gus Dur ditanya tentang perbedaan Mohammadyah dan NU, Beliau berkata begini: Sebetulnya gak ada bedanya, kalau di Mohammadyah itu ada Aminn Rois kalau di NU ada Rois Am. Kalau Muhammadyah itu sholat subuhnya 7 rakaat, nah baru bisa dikatakan perbeda.

Saya juga teringat penggalan lirik Syi'ran Gus Dur sekalipun ada sumber yang menuliskan bahwa itu bukan karya beliau "sering ngafirke marang Kiai, yen iseh kotor ati akale".

-(Fenomena entahlah) -
Jika Film Sang Pencerah (2010) garapan Hanung Bramantio yang mengangangkat cerita kolosal sosok tokoh KH. Ahmad Dahlan dengan latar sosial Mohammadyah, lalu kenapa seolah-olah warga NU tak mau tertinggal dengan merilis Film Sang Kiai (2013) yang mengangkat sosok KH. Hasyim Asyari?
Adapun adanya pertimbangan-pertimbangan yang lain, tapi saya tetap menganggap adanya persaingan, ketidak harmonisan, dan bahkan perselisihan diantara kedua belah pihak.
Dan jika saya boleh menduga, nanti akan rilis juga Film yang berjudul Senggama Para Kiai, sebagai jalur tengah yang mengangkat fenomena Kiai jaman sekarang dan sebagai kritik fenomena kiai partai politik. Mungkin, Ram Punjambi lebih cocok kelihatannya jika diberi tugas untuk hal itu karena lebih sering membuat Film Pocong KFC (dada&paha). Hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar