Sabtu, 23 November 2013

Time is Money atau Money is Time?


Time is money atau money is time? Atau bisa kedua-duanya?

Diskusi ini masih berlanjut sampai diantara kita menemu kejenuhan berpikir dan berujung pada kembalinya tubuh di atas ranjang masing-masing. Diskusi kecil yang sering kita lakukan ketika senggang mulai datang ini mengajak kita semua untuk berpikir bagaimana esensi sebenarnya kalimat "time is money". 

Asal Usul Nama Kota Pati


Setelah melakukan perjalanan dan penelusuran dari berbagai peninggalan sejarah kota Pati baik banguna kuno, petilasan, dongeng, cerita rakyat, dan babad kab. Pati, saya sampai saat ini belum menemukan secara pasti asal muasal nama "Pati" dalam Kabupaten Pati. Dalam data yang dipublikasikan pemkab Pati hanya menunjukkan bagaimana proses dan sejarah pergantian nama dari Kabupaten Pesantenan menjadi Kabupaten Pati. Perpindahan tempat yang mulanya berada di Desa Kemiri menjadi di Desa Kaborongan oleh adipati Tambranagara karena lebih dianggap memiliki Fang Shui (hoki) lebih baik. Dalam babad tanah Pati dan juga dilakonkan dalam drama Yuyu Rumpung yang sering dilakonkan dalam pementasan ketoprak, tidak disebutkan sama sekali alasan kenapa daerah hasil pemberian kerajaan Majapahit itu bisa dinamakan Pati.
  

Camping di Gunung Ungaran


Camping adalah sebuah kegiatan seseorang untuk menikmati alam dan melatih kemandirian untuk hidup di luar rumah dengan mendirikan tenda. Mungkin deskripsi tersebut belum mampu untuk mewakili arti dan makna Camping sebenarnya. Namun apalah arti jika saya hanya ingin menuliskan apa yang sedang dan telah saya lakukan. Begitu kiranya saya menulis untuk mengabadikan petualangan saya selagi muda dan berbahaya.

Habis Kosong Berisi Penuh


Kosong, sungguh kosong.
Aku hidup sedang dunia kosong.
Pikiran kosong, tatapan kosong.
Hati kosong, jantung kosong.
Paru-paru kosong, hidung kosong.
Perut kosong, mulut kosong.
Dompet kosong, ATM kosong.
Kosong-kosong.

Penuh, sangat penuh.
Aku mati sedang dunia penuh.
Warnet penuh, cafe penuh.

Like Father Like Son


Like father like son? Who had made a bitch sentence like that? Remember that Allah is going to love you when you trust Him or not!

Babarapa waktu yang lalu saya menjumpai seseorang yang dengan sengaja atau tidak telah menunjukkan perhatiannya padaku dengan tikaman kata-kata. Kedatangan kalimat yang antah berantah dari mana asal mulanya, namun dari bahasanya berasal dari bahasa Inggris. "Like father like son" tertulis jelas dalam personal message BBM seorang teman lama. Mungkin dia sedang bungah dengan sosok ayahnya atau memang berusaha menjadi bijak untuk beberapa saat kebelakang. Dia menuliskan kalimat tersebut untuk umum, tapi berhubung saya membaca dan agak kebanyakan makan daging kambing, maka saya bergegas mengulasnya lewat tulisan saja. Bukan berati saya pengecut dan takut berdebat, tapi kali ini saya lebih baik sadar diri saja.

Hakikat Produktif


Produktif, satu kata yang memang sedang mengganjal di dalam otakku. Selepas subuh tadi aku mencoba untuk mengosongkan pikiran dan menyelami diri sendiri sedalam mungkin. Setidaknya aku mampu menilai seberapa besar progres yang sudah aku jalani selama ini. Tumbuh dan berkembang adalah sebuah keharusan diri untuk menemukan sesuatu yang sebelumnya tak terpikir dan terbayangkan. Alhasil, diantara kedamaian peluk embun dan matahari yang malu-malu menampakkan diri, aku menemu ujung perenungan, produktif.

Keputusan Bersuara Atas Nama Tuhan!


Keputusan-keputusan bersuara "Atas Nama Tuhan". Sangat menggelitik hati dan pikiran jika kita sudah mulai mendengar dan melihat di media televisi dalam mengambil sebuah keputusan atau memutuskan sesuatu dengan bertameng "Atas Nama Tuhan". Belum lepas dalam ingatan kita bagaimana masyarakat indonesia digemparkan dengan modus pengalihan issue masalah pemerintahan dengan sensasi "Demi Tuhan!". Masih ingatkah anda? Ketika tidak ada angin ribut, tidak ada puting beliung, dan tsunami sekalipun, tiba-tiba muncul di layar televisi anda dengan geger artis perihal penipuan praktek perdukunan. Untuk menjudge seseorang dengan menggunakan kalimat yang diambil dari unsur keagamaan atau ideologi ketuhanan tertentu sudah menjadi trend ampuh dalam menjatuhkan orang lain, pihak lain atau instansi-instansi sosial kemasyarakatan.

Orientasi Kehidupan Manusia


Orientasi kehidupan seseorang itu jelas sangat berbeda. Hal ini dilihat dari tataran umum yang terjadi pada sebuah masyarakat yang sedang menghadapi shocking of modernisation. Kita sedang tidak membicarakan hakikat kehidupan karena dalam tingkat tersebut semua permasalahan akan menjadi sama menuju pada titik materialis atau immaterialis. Orientasi (oriented) atau arah dan tujuan kehidupan seseorang ditentukan oleh situasi dan kondisi  lingkungan sosial, usia, latar belakang masa kanak-kanak, mimpi dan ambisi, buku-buku, serentetan ideologi dan teori, dan faktor-x yang menyebabkan seseorang mampu berubah (disorientation) dengan cepat. Faktor-x yang disebutkan ini bisa terdiri dari beberapa kejadian-kejadian yang diciptakan oleh sang Maha Goib (Tuhan) dan yang tidak mampu diprediksikan oleh manusia.