Time is money atau money is time? Atau bisa
kedua-duanya?
Diskusi ini masih berlanjut sampai
diantara kita menemu kejenuhan berpikir dan berujung pada kembalinya tubuh di
atas ranjang masing-masing. Diskusi kecil yang sering kita lakukan ketika
senggang mulai datang ini mengajak kita semua untuk berpikir bagaimana esensi
sebenarnya kalimat "time is money".
Siapa bilang jika aktivitas
tongkrong atau cangkruk (begitu masyarakat jawa timur menyebutnya) hanya
sia-sia belaka. Sebuah diskusi itu dapat dilakukan dimana saja, tak terbatas
waktu dan tempat. Dimana kita masih bisa bertemu dan berkumpul untuk barang
sejenak maka diskusi lebih asik dilakukan daripada membicarakan kejelekan atau
keburukan orang lain. Akhir-akhir ini, entah apa yang menyebabkan teman-teman
jauh saya sering mengajak untuk menikmati kopi disepanjang malam. Mereka
bersedia meluangkan waktu untuk menempuh perjalanan berkilo meter hanya untuk
mengajak saya menikmati secangkir kopi yang syahdu. Wajar bila saya dengan sengaja
memancing pembicaraan yang menarik untuk membunuh kejenuhan diantara kita jika
hanya berdiam dan sibuk dengan gadged
masing-masing. Teman lama yang datang dari Unisula dan Udinus ini memang suka
untuk berdebat ringan dan berdiskusi memecahkan suatu permasalahan yang
mengganjal di hati dan pikiran.
Mulai dari pertanyaan iseng "Apakah yang kita
lakukan ini ada manfaatnya? Padahal setiap malam kita habiskan dengan hanya duduk
untuk menikmati secangkir kopii. Apakah sabaiknya kita mengisi waktu ini dengan
belajar atau membaca sesuatu sehingga waktu kita tidak terbuang dengan sia-sia.
Coba kita
kembali mengingat kata pepatah klasik Time
is money!" Dan diantara kita sejenak terdiam dan berpikir.
"Time
is money atau money is time?" Tanya salah satu teman yang sedang
menyelesaikan setudinya di fakultas kedokteran Unisula. Penjelasan demi
penjelasan mulai dipaparkan, dan begini hasilnya:
------
Secara
epistimoloigis jika dilihat dari kajian struktur kalimat, time is money bisa dibalik dengan money is time. Seperti ketika kita sedang belajar kalimat pasif
dalam pelajaran bahasa indonesia waktu duduk di bangku SMA. Kedudukan kata money sebagai subjek bisa diubah menjadi
objek yang dikenai pekerjaan. Hal tersebut sah-sah saja untuk dibolak-balik
struktur kalimatnya dengan mengenyahkan pergeseran makna yang terkandung di
dalam kedua kalimat tersebut. Money is
time dan time is money, kuduanya
benar.
Namun,
ketika kita sudah menginjak dalam pembahasan makna dan implementasi penggunaan
kedua kalimat tersebut, sepertinya kita harus berpikir dua kali. Untuk mencapai
makna sebenarnya yang pas, maka kita perlu melakukan kajian kalimat satu
persatu. Kita mulai dengan kajian kalimat yang pertama, yaitu time is money. Dalam bahasa indonesia,
secara harfiah arti kalimat tersebut berbunyi waktu adalah uang. Begitu kiranya
ketika kita menilai waktu dengan selembar uang (rupiah). Namun, jika kita lebih
dalam mengkaji makna dari pribahasa tersebut, maka makna yang lebih pas yaitu
waktu adalah sesuatu yang berharga. Mengapa bisa begitu? Karena uang dalam masa
kini mempunyai peran yang sangat penting, peran yang berharga dalam sebuah
rotasi kehidupan. Apa sih yang didunia ini yang tidak berujung pada uang? Lha
wong mau kencing aja kita harus bayar.
Kita
kembali pada makna waktu adalah sesuatu yang berharga. Sekarang saya akan
bertanya kepada anda, apa ukuruan sesuatu yang berharga menurut anda? Lalu
sebegitu berharga kah sesuatu yang anda lakukan dengan sesuatu yang lain?
Contoh kecilnya, jika belajar lebih berharga daripada nongkrong, maka time is money mengharuskan anda untuk
meninggalkan aktivitas nongkrong dan kemudian memanfaatkan waktu ada itu dengan
belajar. Lalu jika ada sebuah contoh yang lebih menyempitkan makna
"berharga" dengan sebuah uang, maka kita akan mendapatkan kesimpulan
yang berbeda yang contoh sebelumnya. Konteksnya begini, jika mencari uang lebih
berharga dengan nongkrong, lalu waktu yang anda habiskan untuk melakukan aktivitas
nongkrong bisa menjadi uang jika ada pihak yang mau membayar anda. Maka bisa
ditarik kesimpulan dengan money is time
yang awalnya time is money. Belum
paham juga? Mari kita kaji kalimat kedua agar mampu memahami dengan baik.
Money
is time, adalah sudut pandang seseorang yang menilai uang dari sebuah
pengorbanan waktu. Secara harfiah, uang adalah waktu. Dimana kita mampu membeli
waktu anda dengan beberapa nominal uang. Akan masuk akal jika kata money hanya
disempitkan artinya menjadi uang. Contoh konkritnya seperti ini, jika saya
mengajak anda untuk nongkrong padahal anda sedang belajar dan saya akan
memberikan uang kepada anda jika anda mau meninggalkan aktivitas belajar dan
pergi nongkrong. Maka waktu yang seharusnya anda pergunakan untuk belajar
dengan tidak langsung sudah saya beli dengan uang, sehingga anda bergegas untuk
pergi nongkrong. Contoh lain, ketika anda sedang menganggur tak ada kerjaan,
dan saya membeli waktu anda dengan sejumlah uang untuk memijat badan saya, maka
bisa dikatakan money is time. Uang
untuk membeli waktu anda.
Time is money: menguangkan waktu
(sudah jelas maknanya) dan time is money:
mewaktukan uang. Semuanya bisa masuk akal jika mewaktukan uang adalah sebuah
bentuk aktivitas menyimpan uang dalam sebuah bank atau tabungan. Dimana
penggunaan uang diperlama jangka waktunya untuk masa yang akan datang dengan
harapan nilai uang tersebut akan lebih berharga dan bertambah nilainya
(berbunga). Semuanya bisa masuk akal dan dapat diterima dengan baik ketika kita
melihatnya dengan sudut pandang tertentu. Namun, jika kita melihat dari kacamata
umum, dimana time is money berati
waktu adalah uang dan money is time
berarti uang adalah waktu, kiranya ada yang mengganjal. Kita lihat saja ketika money is time itu diartikan dengan uang
yang bisa menggantikan waktu. Padahal waktu itu bersifat continue dan searah, berputar sesuai porosnya dan tidak bisa
dikembalikan atau ditarik mundur. Sedangkan uang bisa ditukarkan menjadi barang
dan barang tersebut bisa kembali diuangkan. Jika uang menggantikan waktu, itu
terdengar janggal karena waktu tidak bisa kembali, sekarang tidak bisa kembali
seperti kemarin sedangkan uang bisa menjadi emas dan bisa dikembalikan dengan
uang lagi (dijual).
So,
kesimpulan yang dapat kita ambil adalah ketika time is money dan money is
time keduanya bisa diterima dan masuk akal ketika kita menilai kalimat
tersebut dari sudut pandang yang lebih sempit, dengan mengartikan money hanya semata-mata "uang"
bukan "sesuatu yang berharga". Memang, uang adalah sesuatu yang
berharga namun sesuatu yang berharga bukan selalu diidentikkan dengan uang. Dan
time is money dengan money is time itu benar jika dilihat
dari perubahan struktur katanya (kalimat pasif).
Akan
tetapi jika kita melihat dari lingkup umum, maka time is money adalah benar dan masuk akal, namun money is time itu kurang tepat esensi
dan implementasi maknanya kurang mempunyai cakupan luas. Hal ini dikarenakan
money dimaknai dengan sesuatu yang berharga. Apapun dan bagaimanapun pendapat
anda, itu tergantung dari dasar atau pijakan berpikir anda untuk menentukan
prinsip masing-masing. Salam menulis.
Disusun
oleh: Eko Romansah
20/11/2013
menurut saya , yang bener time is money gan . hehe
BalasHapus