Setelah melakukan perjalanan
dan penelusuran dari berbagai peninggalan sejarah kota Pati baik banguna kuno,
petilasan, dongeng, cerita rakyat, dan babad kab. Pati, saya sampai saat ini
belum menemukan secara pasti asal muasal nama "Pati" dalam Kabupaten
Pati. Dalam data yang dipublikasikan pemkab Pati hanya menunjukkan bagaimana
proses dan sejarah pergantian nama dari Kabupaten Pesantenan menjadi Kabupaten
Pati. Perpindahan tempat yang mulanya berada di Desa Kemiri menjadi di Desa
Kaborongan oleh adipati Tambranagara karena lebih dianggap memiliki Fang Shui
(hoki) lebih baik. Dalam babad tanah Pati dan juga dilakonkan dalam drama Yuyu
Rumpung yang sering dilakonkan dalam pementasan ketoprak, tidak disebutkan sama
sekali alasan kenapa daerah hasil pemberian kerajaan Majapahit itu bisa
dinamakan Pati.
Berdasarkan rasa penasaran
tersebut, saya melakukan beberapa wawancara atau sekedar diskusi dengan teman-teman
yang memang masih merupakan keturunan pembesar Pati pada jaman dulu. Alhasil
ada beberapa versi (pendapat) tentang arti kata Pati itu sendiri. Ada yang
menyebutkan bahwa nama Pati diambil dari bahasa Jawa yang berarti kematian. Ini
dimaksudkan bahwa kabupaten Pati adalah kabupaten yang mati dalam segala bentuk
perekonomian atau perkembangan peradaban atau bisa dikatakan dengan sebuah wilayah
yang sengaja dimatikan. Dulu dalam sejarah peperangan Adi Pati Pragola dalam
merebut kekuasaan dari Mataram Islam yang terpecah menjadi Kasunanan Jogjakarta
dan Surakarta, mengalami kekalahan. Pertempuran yang berlangsung disekitar
Prambanan tersebut membuat Adi Pati Pragola dengan pasukannya lari
menyelamatkan diri. Dari cerita tersebut dapat dikatakan jika nama Pati itu
berarti sebuah wilayah yang dimatikan atau memang mati gara-gara kalah perang.
Dan untuk saat ini memang pada kenyataannya kota Pati berada pada titik nadir
dimana roda perputaran ekonominya stagnan atau mati suri. hehehe
Selain pendapat tersebut, ada
juga yang berpendapat bahwa asal mula pemberian nama Pati itu diambil dari nama
bagian terkecil dari tepung (sari ketela). Pati tepung memang bentuk dan
wujudnya sangat kecil sekali dan untuk melihat satu butir pati tepung mata kita
harus menggunakan alat bantu. Hal ini dihubungkan dengan kondisi wilayah kabupaten
Pati yang sangat kecil. Luas wilayah yang merupakan sebuah karesidenan bagi
kota-kota disekelilingnya itu sangat kecil dibandingkan luas wilayah kabupaten
yang lain seperti kab. Jepara, kab. Blora, kab. Kudus, kab. Purwodadi, dan kab.
Rembang. Secara tidak langsung, fakta membuktikan memang kondisi kabupaten Pati
sangat kecil dan diibaratkan seperti pati tepung.
Pendapat yang lain mengatakan
bahwa Pati berasal dari kata sari pati (inti) dari pulau Jawa. Dimana sebagian
penduduk Pati mempercayai keberadaan wilayah tersebut mempunyai peran penting
dalam sejarah perkembangan kebudayaan di Jawa. Bagaimana tidak jika dilihat
dari beberapa kisah awal mula pencipta penanggalan Jawa oleh Ajisaka ketika
pertamakali datang di Pulau Jawa, ia melihat hamparan tanaman yang bernama
Jawawut (padi). Sehingga nama pulau yang ditemukan oleh Aji Saka itu diberi
nama Pulau Jawa. Akan tetapi hal yang paling penting adalah tempat dimana Aji
Saka melihat hamparan tanaman padi tersebut. Survey membuktikan bahwa lebih
dari 75% luas wilayah Pati terdiri dari hamparan persawahan yang digunakan
untuk menanam padi. Disamping itu juga mayoritas penduduk kabupaten Pati adalah
petani sehingga disinyalir Aji Saka pada waktu itu berada di wilayah Kabupaten
Pati. Sari pati yang dimaksudkan disini adalah titik dimana penemuan pulau jawa
bertempat di Kabupaten Pati. Hal-hal yang merujuk pada kabupaten Pati sebagai sari
pati (inti) pulau jawa antara lain dalam keberadaan kisah wali songo pada jaman
dahulu khusus untuk jawa tengah diseputaran wilayah Kab. Pati. Seperti Sunan
Muria, Sunan Kudus, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga jika dilihat dari tempat
pemakaman beliau berada mengelilingi Kab. Pati. Tanda-tanda yang lain adalah banyak
pelajar atau mahasiswa yang tersebar diseluruh Indonesia berasal dari kabupaten
Pati dan rata-rata dari mereka berprestasi dalam bidangnya masing-masing.
Dengan kata lain, orang pati itu sudah dikenal masyarakatnya luas khususnya di
pulau Jawa dengan kepintarannya. Hal ini menunjukkan bahwa kwalitas SDM
masyarakat pati unggul sekalipun tingkat perekonomian mereka rendah. hehehe
Dalam jagad mistik jawa,
tidak dipungkiri bahwa kabupaten Pati mempunyai peran penting bagi mereka yang
mendalaminya. Memang pada kenyataannya banyak paranormal yang tumbuh dan
berkembang di Pati, sehingga sudah lama Kabupaten Pati terkenal dengan Kota
Paranormal. Selain di Jogjakarta dan Surakarta, Pati mempunyai andil yang luar
biasa bagi para penganut kejawen tulen untuk melakukan ritual kebatinan karena
ada yang mengatakan bahwa power atau energi alam yang ada di wilayah Kab. Pati
sangat kuat. Banyak orang yang mempercayai bahwa dua pusaka yang terpampang di
dalam logo Kab. Pati yaitu Kuluk Kanigara dan Keris "X" merupakan
simbolisasi kepemimpinan yang akan menguasai pulau Jawa (Indonesia dalam
lingkup nasional) bagi siapa saja yang mempunyai kedua pusaka tersebut.
Untuk saat ini memang Kab.
Pati belum terdengar gaungnya diantara kabupaten-kabupaten yang lain. Tapi
nanti suatu saat jika memang asal mula nama Pati merupakan intisari dari pulau
Jawa dan nama tersebut mempunyai roh dengan filosofi yang mendalam, maka Kab. Pati
akan benar-benar diperhitungkan diantara jajaran kota-kota besar di Indonesia.
Sebagai akademisi atau kaum yang terpelajar tidak boleh menjadikan rumor,
issue, pendapat, pengandaian, dll sebagai landasan berpikir yang valid. Akan
tetapi bagaimana jika sampai saat ini jawaban dari pertanyaan asal muasal nama
"pati" dalam Kab. Pati belum ditemukan bukti yang otentik, maka boleh
saja saya menuangkan buah pemikiran saya ini dalam sebuah tulisan. Siapa tahu
bisa dijadikan rujukan untuk menuju sebuah kebenaran yang memang sampai saat
ini masih menjadi rahasia Tuhan. Salam menulis.
Disusun oleh: Eko Romansah
16/11/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar