Aku terlahir pada tanggal 25 Maret 1991. Aku terlahir
disebuah desa kecil yang merupakan pinggiran pantai sebelah utara pulau Jawa,
yaitu kota Pati. Kota yang menjadi bagian dari wilayah Jawa Tengah adalah kota kecil yang memang menjadi
karesidenan untuk beberapa kota disekitarnya. Aku terlahir di desa Bumi Harjo,
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati. Aku terlahir dari hasil pernikahan ayah dan
ibuku yang bernama ayah Sujono dan Ibu Tasripah. Mereka dipertemukan tuhan pada
tahun 1989. Ayahku berasal dari desa Bumi Harjo dan Ibuku berasal dari desa
Tawang Rejo, sebuah desa yang letaknya bersebelahan dengan desa ayahku. Diantara
kedua desa tersebut hanya dipisahkan oleh bentang sawah yang berjarak kurang
lebih 2km.
Aku
terlahir pada suatu malam bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan berkah dari
Tuhan. Tepat pada dini hari, setelah imsak dan awal kumandang azan subuh,
disaat itu lah aku terlahir dan pertama kali tangisanku didengar oleh semesta.
Aku terlahir pada hari Senin Pahing dalam hitungan primbon Jawa. Entah
bagaimana kebenaran informasi tersebut, namun aku percaya pada diriku sendiri
bahwa apa yang telah diceritakan oleh orangtuaku adalah benar. Dan memang
setelah aku cocokkan dengan perhitungan Primbon Jawa memang benar adanya bahwa
tanggal 25 Maret 1991 adalah jatuh pada hari Senin Pahing.
Aku terlahir di dunia setelah mengalami proses yang
sangat sulit. Kata ibuku, aku dulu ketika masih dalam kandungan
memang bandel. Posisiku malang nyungsang atau berada dalam posisi
horizontal di perut ibuku. Butuh tenaga dukun pijat untuk kembali meluruskan
posisiku yang pada mestinya yaitu vertikal. Kata ibuku dalam proses
mengeluarkan diriku lebih dari 6 jam sendiri dan konon berat badanku melebihi
apa yang orang-orang sangka. Sempat para tetangga orang tuaku mengira, ibuku
mengandung anak kembar namun ternyata hanya satu kepala dan satu badan, yaitu
aku.
Eko Romasah adalah namaku. Nama itu diberikan oleh
orangtuaku setelah melakukan diskusi yang alot. Bagaimana tidak jika ayahku
menghendaki nama Eko Romadhon karena aku adalah anak pertama yang lahir pada
bulan Ramadhan. Namun setelah proposal nama tersebut disodorkan kepada ibuku
yang baru pulih dari kesakitan melahirkanku, nama itu akhirnya direvisi oleh
ibuku. Ibu menganjurkan namaku dengan Eko Romansah karena Eko Romadhon dianggap
kurang pas dan agak kurang enak didengar. Mungkin jiwa ibuku yang masih muda
dan menginginkan nama anak pertamanya lebih modern, maka ayahku mengalah dan
sepakat dengan nama Eko Romansah. Sekalipun mengalami perubahan namun
orangtuaku tetap menganggap bahwa aku adalah anak pertama yang lahir dibulan
Ramadhan.
Selapan dino (8 hari) dari kelahiranku, aku sudah teramat
disayang Tuhan. Kata neneku yang dari ibu, aku dulu diusir dari rumah mertua
ibukku sendiri yakni dari rumah ayahku. Aku sendiri tak tahu persis dengan apa
yang terjadi saat itu namun yang aku tahu, nenekku sendiri dari ayah telah
mengusir aku dan ibuku. Kata nenek aku diboyong dari rumah ayah menuju rumah
ibu yang ada di Desa Tawang Rejo. Dengan terpaksa ibu kembali kerumah asalnya
beserta aku dan ayahku. Mungkin saja keberadaan ibuku di keluarga ayah tidak
diterima karena ibu berasal dari keluarga yang lebih miskin dari ayah. Atau
memang mertua ibuku dan sekaligus neneku sendiri sedang mengalami konflik
internal dengan ayahku. dan entah bagaimana ketika aku menduga-duga dan ketika
sedang menuliskan ini, air mataku deras mengucur tak tertahankan dari kelopak
mata, dan aku benar-benar tak mampu melanjutkan semuanya, puji Tuhan pencipta
Semesta Alam!
Romasah, 09/10/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar