cerpen I

 KODOK SIAL

Pagi yang cerah dan indah, segerombolan anak sedang bermain di dekat sumur yang tidak ada jubinnya. Seorang bocah lugu dan imut, Si Jabrik namanya, bocah satu ini yang paling bandel dibandingkan dengan bocah yang lainnya. Datang juga Si Bendot dengan muka cerah dan gembira sedang menghampiri Si Jabrik, keduanya langsung pergi bermain.
Ketika asik bermain, tiba-tiba terdengar se-ekor kodok yang timbul dari sumur tua itu. Timbul keinginan Si Jabrik yang penuh usik untuk menangkap kodok itu, ia mengajak Si Bendot yang sebenarnya tidak suka untuk berbuat usik. Dengan penuh prasangka Si Bendot pun ikut dengan Si Jabrik. Keduanya langsung bergegas menuju kodok itu.
Si Jabrik menyuruh Si Bendot untuk mengambil se-ekor kodok itu, tetapi Si Bendot yang agak takut dia pun menolak. "Ah..! Lelaki kok pengecut!" Seru Si Jabrik. Dengan rasa berani Si Jabrik mengambilnya sendiri. Tiba-tiba tanah yang diinjak Si Jabrik longsor. Tanpa pikir panjang Si Jabrik tergelincir ke dalam sumur. Si Jabrik pun tidak bisa berenang dan ia pun hampir tenggelam.
"Tolong tolong tolong!" Teriak Si Bendot dengan penuh khawatir dan panik. Datanglah pak Karto pemilik sumur tua itu yang telah mendengar teriakan Si Bendot. Setelah pak Karto melihat, Si Jabrik mengangkat tangannya sambil teriak di dalam sumur itu. Ia pun menarik tangan Si Jabrik ke atas.
Si jabrik di dalam sumur itu telah menelan banyak air di perutnya. Dengan disertai wajah pucat Ia pun menangis dengan keras. Bergegas pak Karto memukul punggung Si Jabrik. Dengan perlahan-lahan Keluar banyak air dari dalam perutnya.
Dia pun mulai bisa bicara meskipun dengan nada takut dan tidak lancar. Si Jabrik yang kelihatan bandel itu sekarang sedang diselimuti rasa tegang. Ia pun kembali menangis sangat keras untuk menghilangkan rasa takutnya. Lama-kelamaan tangisnya pun mereda.
Pak karto yang tegang juga pun ikut membayangkan jika dia tidak bertindak dengan cepat mungkin akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebagai teman bermain Si Jabrik, Si Bendot merasa takut karena dia yang mengajak bermain disumur itu. Orang-orang disekitarnya berkumpul mengelilingi tempat kejadian itu.
Si Jabrik mulai tenang, ia minta penjelasan kepada keduanya bagaimana bisa terjadi seperti ini. Dengan perlahan-lahan keduanya menjelaskan semua apa yang terjadi. Pak Karto memberi nasehat kepada keduanya. "Biarkanlah kodok itu hidup bebas di alamnya, janganlah kamu sekali-kali mengganggunya!" Ujar pak Karto.
Suasana yang ramai itu mereda, orang-orang yang bergerombol tadi bubar dengan sendirinya. Si Jabrik dan Si Bendot pulang menuju rumahnya masing-masing. Dalam benak Si Jabrik "Aku tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi".

Nama: Eko Romansah
No Absen: 14
Tugas: Bahasa Indonesia
(SMP NEGERI 1 WINONG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar