KODOK SIAL
Pagi
yang cerah dan indah, segerombolan anak sedang bermain di dekat sumur
yang tidak ada jubinnya. Seorang bocah lugu dan imut, Si Jabrik namanya,
bocah satu ini yang paling bandel dibandingkan dengan bocah yang
lainnya. Datang juga Si Bendot dengan muka cerah dan gembira sedang menghampiri Si Jabrik, keduanya langsung pergi bermain.
Ketika asik bermain, tiba-tiba terdengar se-ekor kodok yang timbul dari
sumur tua itu. Timbul keinginan Si Jabrik yang penuh usik untuk
menangkap kodok itu, ia mengajak Si Bendot yang sebenarnya tidak suka
untuk berbuat usik. Dengan penuh prasangka Si Bendot pun ikut dengan Si
Jabrik. Keduanya langsung bergegas menuju kodok itu.
Si Jabrik
menyuruh Si Bendot untuk mengambil se-ekor kodok itu, tetapi Si Bendot
yang agak takut dia pun menolak. "Ah..! Lelaki kok pengecut!" Seru Si
Jabrik. Dengan rasa berani Si Jabrik mengambilnya sendiri. Tiba-tiba
tanah yang diinjak Si Jabrik longsor. Tanpa pikir panjang Si Jabrik
tergelincir ke dalam sumur. Si Jabrik pun tidak bisa berenang dan ia pun
hampir tenggelam.
"Tolong tolong tolong!" Teriak Si Bendot dengan
penuh khawatir dan panik. Datanglah pak Karto pemilik sumur tua itu yang
telah mendengar teriakan Si Bendot. Setelah pak Karto melihat, Si
Jabrik mengangkat tangannya sambil teriak di dalam sumur itu. Ia pun
menarik tangan Si Jabrik ke atas.
Si jabrik di dalam sumur itu telah
menelan banyak air di perutnya. Dengan disertai wajah pucat Ia pun
menangis dengan keras. Bergegas pak Karto memukul punggung Si Jabrik.
Dengan perlahan-lahan Keluar banyak air dari dalam perutnya.
Dia pun
mulai bisa bicara meskipun dengan nada takut dan tidak lancar. Si
Jabrik yang kelihatan bandel itu sekarang sedang diselimuti rasa tegang.
Ia pun kembali menangis sangat keras untuk menghilangkan rasa takutnya.
Lama-kelamaan tangisnya pun mereda.
Pak karto yang tegang juga pun
ikut membayangkan jika dia tidak bertindak dengan cepat mungkin akan
terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebagai teman bermain Si Jabrik, Si
Bendot merasa takut karena dia yang mengajak bermain disumur itu.
Orang-orang disekitarnya berkumpul mengelilingi tempat kejadian itu.
Si Jabrik mulai tenang, ia minta penjelasan kepada keduanya bagaimana
bisa terjadi seperti ini. Dengan perlahan-lahan keduanya menjelaskan
semua apa yang terjadi. Pak Karto memberi nasehat kepada keduanya.
"Biarkanlah kodok itu hidup bebas di alamnya, janganlah kamu sekali-kali
mengganggunya!" Ujar pak Karto.
Suasana yang ramai itu mereda,
orang-orang yang bergerombol tadi bubar dengan sendirinya. Si Jabrik dan
Si Bendot pulang menuju rumahnya masing-masing. Dalam benak Si Jabrik
"Aku tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi".
Nama: Eko Romansah
No Absen: 14
Tugas: Bahasa Indonesia
(SMP NEGERI 1 WINONG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar