Sabtu, 28 Juni 2014

Alasan Utama Berkerja

Faktor yang mendorong seseorang berkerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keperluan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Kebanyakan, seseorang berkerja untuk sebuah orientasi materi (uang). Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga seseorang berkerja untuk mencari kepuasan batin akan apa yang sedang dikerjakan. Mungkin hal tersebut bisa dijadikan second oriented dari sebuah materi yang memang pada kenyataannya sangat dibutuhkan. Apakah materi tersebut berbentuk uang atau barang, yang terpenting adalah hasil dari apa yang kita kerjakan bisa menunjang keberlangsungan hidup, baik secara individu maupun sosial (kolektif).

Faktor lain yang mendorong seseorang untuk berkerja selain memenuhi kebutuhan hidup adalah produktivitas. Dengan berkerja kita akan menghasilkan sesuatu. Apakah yang kita hasilkan itu sesuatu yang baru ataupun sesuatu yang sudah pernah dihasilkan dan dihasilkan lagi secara continue (berulang-ulang). Kita harus mengingat bahwa Produktif tidak identik dengan transformasi, namun dari keduanya merupakan pergerakan yang menghasilkan sesuatu. Kita berkerja pasti bergerak dengan tataran hasil yang relative. Sebuah tataran yang mempunyai nilai yang berbeda sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Terkadang, seseorang lupa akan ukuran hasil yang telah didapatkannya. Disitu pula, seseorang mempunyai persepsi berbeda tentang pemahaman hasil. Ada orang yang selalu menilai hasil berkerja dengan sebuah uang dan ada pula yang menilai hasil tidak selalu dengan uang.
Pembahasan seperti ini pernah disinggung dalam diskusi kecil tentang orientasi uang dari hasil berkerja. Memang pada kenyataannya hampir semua yang ada dalam kehidupan kita bisa dinilai dengan uang dan bahkan mungkin harus dinilai dengan uang. Hal yang seperti itu adalah pemikiran realistis yang tepat guna untuk kehidupan di jaman yang modern ini. Tapi perlu kita kaji ulang tentang konsep yang seperti itu. Konsep yang menjadikan uang sebagai dominasi dari hasil berkerja. Secara harfiah, ketika kita melihat konteks umum arti sebuah "berkerja" adalah melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu, baik dalam naungan sebuah instansi, perusahaan, lembaga, dan lain-lain.
Berkerja untuk memperoleh gaji adalah benar. Jika gaji kita interpretasikan dengan sebuah balasan, maka balasan tersebut bisa dinilai dengan materi atau nonmateri. Kita hidup dilingkungan sosial yang masih menjunjung tinggi asal moral, attitude, dan religiusitas. Norma yang kita anut masih memberlakukan balasan yang nonmaterial, baik semacam penghargaan moral ataupun pahala yang berhubungan dengan religiusitas. Memang, jka kita menganut paham materialisme maka hal yang ditimbulkan dari penghargaan tuhan tidak bisa dijadikan landasan berpikir yang otentik (nyata). Akan tetapi yang perlu kita ingat adalah seseorang mempunyai keyakinan yang dibangun dari lingkungan sosial yang cenderung mengikat. Dimana kita hidup, disitulah kita harus menyesuaikan arah berpikir terhadap sesuatu yang sudah dibangun dan dipelihara dalam jangka waktu yang lama (budaya).
Mau tidak mau kita harus mempercayai yang non material. Semua tidak bisa diukur dengan material dan ukuran "balasan" bisa diukur dengan non material (selain uang). Deskripsi gaji secara spesifik memang diartikan dengan sesuatu balasan dari apa yang kita kerjakan yang diukur dengan nominal (uang). Namun, jika kita melihat konteks secara luas dimana konsep gaji, upah, imbalan dll diartikan dengan balasan maka aspek non material berhak mewakili hal tersebut. Sebuah contoh real adalah ketika saya berkerja di menjadi kuli panggul dalam gudang milik juragan beras, bisa saja hasil berkerja saya dinilai dengan uang atau beberapa kilo beras, atau hanya sesuap nasi karena saya pada waktu itu hanya membutuhkan sesuap nasi. Kemungkinan yang lain, saya hanya diberikan balasan ucapan "terimakasih" karena saya sebelumnya punya hutang budi pada Juragan tersebut.
Jika balasan non material tidak ada dalam lingkungan kita, maka logikanya tidak akan ada kata-kata yang seperti ini "Lemah teles, Gus Allah sing mbales" dan kata trimakasih tidak akan ada jika tidak dibarengi dengan uang. Dunia memang dikuasai oleh materialisme namu kita harus menguasai dunia dan jangan biarkan dunia menguasai kita. Kembali pada alasan utam kita berkerja adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kebutuhan kita tidak selamanya harus dinilai dengan nominal uang. Gaji/upah/imbalan dan lain-lain hanya sebuah identitas untuk mencerminkan hal tersebut namun nilai akhir tidak selalu pada materialisme.

created: Eko Romansah
29/06/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar