Kamis, 17 November 2011

Kopi Bunga

Sayang, kopi bunga telah datang, kali ini bukan kopi senyum, tak seperti biasa, luar biasa. Kau tahu apa artinya?
Kopi bunga ku berkuncup tiga, tak bergerat pada ujungnya, berdenting pada cangkirnya, 360 drajat pusarannya.
Kopi bunga ku tak bertangkai, tak berduri, lalu tak juga bermatahari, dan sekadar menunggu hujan malam ini.
Kopi bunga ku hangat di dada, namun jauh untuk dirasa. Hambar sayang, bukan karena kurang gula, bukan pula lidah yang mati rasa. 1 teguk 2 teguk 3 teguk, dan hati ini terasa remuk. Iya, benar-benar remuk, saat sampai datang parasmu nan sejuk,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar