Rabu, 05 Juni 2013

Atas nama Tuhan yang maha Pengasih Lagi pula Penyayang




Kepada
Yang termuliakan
Pencipta jagad raya
Lagi isinya.

Tuhanku, maha pemberi segalanya, yang lebih menyayangi insan terkutuk di muka bumi ini, yang berada dalam ketiadaan. Murkai Aku, pemuji yang kotor, yang jauh dari rasa kecukupan atas cumbu mesraMu, yang berpikir bangsat dalam ketegaran.
Demi langit dan bumi, akan Aku tuliskan pada selembar putih, persekutuan picik antara Kau dan Aku. Bukti sejarah cipta dan rasa, antara tangis dan tawa, tak terkecuali kejujuran dan kemunafikan. Semoga Kau yang maha tidak, tidur dan tuli, yang selalu melihat tanpa menggunjing di sana sini.
Bejanjilah! Engkau pencipta jagad. Kuburkan yang tak pantas untuk dieja ini dalam lenggang jaman, simpan-simpanlah dibawah setumpuk berkas kehidupan dan kematian, yang kutuliskan sendiri sebelum aku menjadi jabang bayi. Yang konon Kau beri nama khodo’ dan khodar. Dan setelah itu, untuk keduakalinya, kutuliskan surat ini sebagai pelatuk untuk siap meledak. Yang tersimpan yang akan membuncahkan dunia. Sejarah laki-laki yang akan memberikan warna dalam merah marah dunia.
Begitupun Aku, akan kujanjikan padaMu, kesediaan memperbaiki kata-kata setelah ini dan kalimat demi kalimat sesudahnya. Untuk dikenang-kenang sepantasnya, dibakar sisanya, dan disesali sejadi-jadinya.
Beginilah hidup, hitam dan putihnya selalu ada. Mengucur deras rangkaian kata, tepat pada bulan Februari, kidung merah jambu dan senandung merah darah, melebur menjadi satu. Tentang cerita yang telah lalu, sekenario yang sepatutnya untuk diindahkan dan dikenang. Sebuah perjanjian, antara Kau dan Aku, seorang bajingan yang akan dikenal sepanjang murka dunia.
Tuhanku, telah lama kutunggu, segumpal murka atas sekumpulan kesombongan dan kecongkakan yang indah. Siang malam yang membosankan, pemikiran yang absurd, dan akan aku pertanggungjawabkan semua ini dihadapanMu. Hidup dan mati yang kuciptakan tidak untuk digunjing lagi pula dipuji.
Sebuah perjanjian yang berakhir pada kehangatan sapaku padaMu, semoga Kau pasif dengan segala ketentuan dan aturan yang membunuh. Kusalipkan sebuah surat gelap teruntuk yang maha Gelap, dalam setumpukan lembaran putih yang akan menemu masanya.


Romansah
09 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar