Minggu, 11 Mei 2014

Transformasi Transformasi Materialisme

Entah Aku akan menulis apa kali ini, namun yang aku pasti adalah banyak kejadian aneh yang terjadi di 2014 yang sama sekali belum aku prediksi. Banyak peristiwa-peristiwa penting yang semestinya sudah aku tuliskan sebagai bagian dari bukti sejarah hidup namun entahlah. Tidak ada satu pun yang mengetahui apa yang aku ketahui kecuali tetes embun-embun yang mengering dikala fajar mulai sirna.

Manusia selalu berproses dan bertransformasi dari satu titik ke titik berikutnya atau memang kembali pada titik awal. Hal itu bukan terjadi begitu saja, namun kehidupan untuk bergerak sesuai poros sudah mulai beralih melawan poros. Maksudnya adalah, ketika manusia sudah mengalami titik jenuh dimana sesuatu yang baru adalah sebuah konsumsi langka dan gairah yang membara itu dipenuhi dengan sesuatu yang stagnan atau homogen, maka yang terjadi adalah kemandulan pergerakan. Entah bagaimana setiap individu ingin menggunakan bahasa apapun untuk menginterpretasikan hal tersebut, yang jelas aku tetap pada arah pemikiran yang kekal.

Manusia diciptakan untuk menjadi manusia, bukan menjadi hewan atau malaikat sekalipun yang notebene tersohor kesuciannya. Manusia tidak bisa diciptakan dari api atau cahaya, dan tidak sama sekali. Manusia adalah segumpal daging yang memilukan, menyengsarakan, dan bisa saja membahagiakan. Tidak ada malaikat yang sengsara sejauh adanya cerita di semesta. Akan tetapi hanya ada manusia yang sengsara dan disengsarakan manusia itu sendiri. Bahkan yang mungkin adalah setan yang menyengsarakan manusia, dia tidak akan pernah sengsara karena tidak adanya rasa.

Lalu, apakah sebuah pergerakan dan transformasi itu berhubungan dengan manusia, malaikat dan setan? Dan jawaban dari itu semua adalah nihilisme. Ketidakpastian adalah absurdisme dan tidak adanya kepastian adalah nihilsme. Yang paling mengesankan adalah adanya Materialisme. Sesuatu yang membendakan benda, yang mengadakan sesuatu objek yang yang harus kentara dalam setiap tangkapan panca indra. Lalu kebingungan menggiring kita pada ketida pastian dan tidak ada. Semua yang muncul dari alam sadar manusia adalah kesalahan otak yang selalu berpikir dan bertransformasi untuk sesuatu yang baru.

Kebingungan yang kita ciptakan sendiri adalah Aku yang sebagai manusia tidak membendakan benda. kebingungan itu lebih merujuk pada suatu yang nyata dan sedangkan perihal abstrak adalah sesuatu yang lain. Untuk memaknai sebuah arah berpikir yang inkonsisten adalah kematian. Akhir dari segala macam Materialisme yang salah kaprah, yang selalu memujakan panca indra yang menipu. Apalah arti sebuah abjad yang runtut tertulis katika kita (manusia absurd) tidak memberikan persetujuan bahwa semua itu benar dan harus dipercaya untuk semua orang yang hidup setelah jaman mereka.

Sesuatu yang tak terduga adalah bentuk dari oposisi binner yang disengaja dengan menambahkan kata 'tidak' kepada terduga. Sesuatu yang tidak bertransformasi pada titik awal adalah bentuk dari kemacetan pergerakan yang bisa terjadi di beberapa jalur yang memang harus seperti itu. Sama seperti halnya sebuah artikel yang sedang tertulis dan terbaca untuk sekarang ini. itu lah bentuk perpaduan antara transformasi manusia. Kebingungan akal adalah bagian dari konsekuensi akal yang selalu bergerak. Andai saja manusia tidak seperti itu, maka tidak ada permasalahan yang semestinya tidak menjadi masalah.


12/05/2014
Eko Romansah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar