Sabtu, 23 November 2013

Orientasi Kehidupan Manusia


Orientasi kehidupan seseorang itu jelas sangat berbeda. Hal ini dilihat dari tataran umum yang terjadi pada sebuah masyarakat yang sedang menghadapi shocking of modernisation. Kita sedang tidak membicarakan hakikat kehidupan karena dalam tingkat tersebut semua permasalahan akan menjadi sama menuju pada titik materialis atau immaterialis. Orientasi (oriented) atau arah dan tujuan kehidupan seseorang ditentukan oleh situasi dan kondisi  lingkungan sosial, usia, latar belakang masa kanak-kanak, mimpi dan ambisi, buku-buku, serentetan ideologi dan teori, dan faktor-x yang menyebabkan seseorang mampu berubah (disorientation) dengan cepat. Faktor-x yang disebutkan ini bisa terdiri dari beberapa kejadian-kejadian yang diciptakan oleh sang Maha Goib (Tuhan) dan yang tidak mampu diprediksikan oleh manusia. 


Terkadang seseorang secara sadar atau tidak sadar mengalami inkonsistensi dalam memarking sebuah tujuan. Sesuatu yang muncul dari dalam diri sendiri lah yang mempengaruhi besar kecilnya ketidak konsistenan tersebut. Faktor dari luar hanya berhasil merebut 25% dari 100% pengaruh perubahan orientasi kehidupan seseorang. Dalam keseluruhan hidup manusia, salah satunya tersusun dari beberapa orientasi yang akan membentuk sebuah oriented collectivity atau orientasi kolektif. Kemudian orientasi kolektif tersebut mengalami proses dialektis yang terus menerus berkelanjutan sampai manusia tidak mampu lagi menggunakan akal pikirannya. Mulai dari orientasi yang lama dan dilanjutkan dengan orientasi baru yang bersifat linier atau dengan orientasi baru yang merupakan antithesis bagi oreintasi lama. Semua bisa berubah sesuai perputaran jarum jam yang berbanding lurus dengan usia (kwalitas waktu).

Di Indonesia, rata-rata masyarakatnya mempunyai orientasi yang jauh berbeda dengan masyarakat Barat. hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari lingkungan sosial budaya yang sangat mendominasi pola berpikir masyarakatnya. ideologi yang berkembang dari abad ke abad dan dijaga eksistensinya sampai saat in, memang masyarakat indonesia mengutamakan unsur ketuhanan. Dimana aspek Immaterial sangat mendapatkan tempat yang begitu esklusif di hati masyarakat Indonesia. Maka dari itu, orientasi masyarakat Indonesia masih banyak mengkaitkan hal-hal yang berbau astral baik dalam mempercayai keberadaan Tuhan dan keberadaan makhluk yang kasat mata sekalipun. Segala bentuk aturan dan anjuran Tuhan yang dikemas dalam sebuah agama akhirnya menjadi landasan berpikir dan bertingkah laku tak terkecuali dalam membentuk sebuah orientasi kehidupan.

Berbeda dengan masyarakat Barat yang mempunyai kecenderungan untuk berorientasi dalam menentukan kehidupan mereka. Kebanyakan masyarakat Barat lebih kearah materialism sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak. Landasan untuk mencapai sebuah tujuan yang real dan mampu dilihat atau dirasakan oleh panca indra manusia. Paham ideologi keagamaan yang bersumber dari Tuhan tidak berhasil berkembang dengan baik ditengah-tengah masyarakat Eropa. Memang dalam sejarah perkembangan sebuah ideologi Materialism berasal dari Barat dan menjadi titik tolak ideologi-ideologi selanjutnya, seperti eksistensialism, capitalism, dan liberalism. Dari situlah dalam kaca mata umum perkembangan kualitas dan kuantitas manusia diseluruh dunia didominasi dari paham Barat. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa pada kenyataannya tingkat kwalitas masyarakat Eropa lebih maju daripada masyarakat Timur (Asia).

Ketika kita membicarakan orientasi masyarakat Asia khususnya masyarakat Indonesia memang masih tertinggal dengan masyarakat Eropa. Namun, bukan berarti bahwa untuk menjadi yang terdepan kita harus meniru Orientasi kehidupan Eropa dan melulu menjadikan prioritas utama untuk tidak merasa tertinggal. Setidaknya kita harus tahu benar bagaimana kedatangan paham yang berasal dari Barat tidak semuanya bisa diterapkan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya campurtangan sesuatu yang lain (Tuhan) yang memang sudah melekat pada otak dan pikiran masyarakat Indonesia.

Ada beberapa kemungkinan untuk menjadikan orientasi kehidupan kita lebih maju dari orientasi kehidupan Barat. Yang pertama adalah dengan tetap menjaga apa yang sudah kita percayai sebagai pijakan berpikir untuk membentuk sebuah orientasi dengan campur tangan Tuhan yang Maha Segala-galanya, yang bisa merubah apapun sekehendakNya tanpa sebab dan alasan (Kun Fayakun, jadilah lebih baik dari Barat). Yang kedua dengan cara menerima apa yang menjadi paham Barat dan dengan menggunakannya sebagai landasan untuk membentuk orientasi kehidupan. Dalam hal ini kita harus ekstra kuat untuk berusaha meningkatkan kualitas diri dari dalam sebagai manusia Timur dengan segala kompentensi yang harus digali dan dikembangkan sedemikian sehingga mampu mengungguli kempetensi manusia Barat. Dengan kata lain ideologi sama namun SDM Indonesia berbeda dan harus menjadi lebih baik. Yang ketiga adalah dengan mengkombinasikan dua paham Barat dan Timur sebagai landasan untuk membentuk orientasi kehidupan. Dengan memilah-milah hasil pemikiran yang kita dapatkan dan menyesuaikan dengan apa yang sedang kita butuhkan maka akan tercipta sebuah orientasi yang kokoh tanpa terjadi disefektivitas didalamnya. Ibarat eperti membangun sebuah rumah dengan mengambil beton dari Barat sebagai pondasi yang kokoh seperti castile Romawi Gotik dan memberikan atap payon dari Timur sebagai pelindung dari terik matahari dan hujan.

Apapun dan bagaimanapun kemampuan kita dalam membentuk sebuah orientasi kehidupan sangat menentukan keberlangsungan eksistensi kita sebagai manusia yang harus menjali peran di bumi. Setidaknya kita mampu mengolah apa yang ada dalam diri kita untuk menuju sebuah kelayakan masa depan yang berorientasi cinta dan kebahagiaan. Karena hal itulah satu-satunya sumber dari segala elemen pembentuk pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Sekarang belum tentu sama seperti yang akan datang, dan orientasi kehidupan menjaga kita untuk tetap linier dalam berjalan menelusuri ruang dan waktu menuju masa yang tak akan pernah bisa kita duga. ibarat sebuah supir metro mini yang sedang membawa puluhan penumpang, orientasi kehidupan adalah sebuah alamat dimana supir harus memberhentikan metro mini tepat pada tempatnya. Salam menulis.

Disusun oleh: Eko Romasah
Kamis, 14 November 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar