Sabtu, 23 November 2013

Hakikat Produktif


Produktif, satu kata yang memang sedang mengganjal di dalam otakku. Selepas subuh tadi aku mencoba untuk mengosongkan pikiran dan menyelami diri sendiri sedalam mungkin. Setidaknya aku mampu menilai seberapa besar progres yang sudah aku jalani selama ini. Tumbuh dan berkembang adalah sebuah keharusan diri untuk menemukan sesuatu yang sebelumnya tak terpikir dan terbayangkan. Alhasil, diantara kedamaian peluk embun dan matahari yang malu-malu menampakkan diri, aku menemu ujung perenungan, produktif.


Produktif, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti yang sifatnya banyak menghasil. Tataran atau proporsi "banyak menghasilkan" dalam konteks tersebut aku kira masih grambyang. Atau mungkin bisa dikatakan mempunyai takaran yang relatif, yang terpenting adalah lebih dari satu, tidak stagnan, dan menghasilkan sesuatu (inovasi) yang baru. Kalau memang yang dikatakan produktif itu setiap harinya harus menghasilkan sesuatu yang baru secara terus menerus, itu juga belum tepat esensi. Bagaimana tidak jika dalam sebuah pabrik kacang bermerk "X" misalnya, karyawan yang bertugas menimbang kacang kulit, ya selamanya akan menimbang kacang kulit setiap harinya dengan jenis yang sama (tidak baru), takaran yang sama, kwalitas yang sama, dan itu mereka lakukan setiap hari. Hanya saja yang membedakan adalah jumlah kacang yang ditimbang terus bertambah jika dihitung secara kumulatif dari hari sebelumnya. Lalu, bagaimana dengan definisi produktif yang sebelumnya?

Seseorang yang banyak menghasilkan sesuatu baik seragam atau tidak, lalu diukur dari jumlah waktu yang dihabiskan untuk proses tersebut maka sesorang tersebut bisa dikatakn produktif. Kata sifat yang selalu menerangkan kondisi kata benda itu ada yang masih mempunyai makna yang tidak tetap. Hal ini tergantung bagaimana kita melihat dari sudut pandang tertentu dan dalam lingkup tertentu juga. Jika aku mengatakan kamu jelek, bukan berati kamu bagus. Negasi dari kamu jelek adalah kamu tidak jelek. Lalu jika aku mengatakan aku produktif maka bukan berarti aku mati dan negasi dari kata aku produktif adalah aku tidak produktif.

Yang akan aku paparkan dalam tulisan ini adalah, hanya ada 2 macam kata yang bersangkutan dengan produktif yaitu produk dan produksi. Produk adalah hasil, yang merupakan objek yang dikenai perkerjaan. Lalu produksi adalah proses menghasilkan sesuatu yang disebut produk. Dan produktif adalah kembali pada yang bersifat banyak menghasilkan. Namun, tidak ada kata lain yang mengekspresikan "kurang produktif" atau "tidak produktif". Sejauh ini belum aku menemukan kata yang bisa mewakilkan dua kata tersebut. Jika ingin dipaksakan dengan mengatakan "disproduktif" atau "aproduktif" atau "produktifless" kedengarannya sangat lucu sekali dan sumbang ditelinga.

Aku sempat berpikir bahwa memang esensi dari diri manusia diciptakan Tuhan adalah untuk produktif atau banyak menghasilkan. Entah itu memang sengaja atau tidak, hal ini merupakan simbol untuk manusia agar selalu produktif, maka tidak diciptakan kata tidak produktif. Sewajarnya jika ada lebih banyak produksi yang disebut dengan produktif lalu kenapa tidak ada sebutan bagi yang lebih sedikit produksi? Atau tidak produksi sama sekali? Nah, dari sini lah sebetulnya kita mampu mengamati hal-hal kecil disekitar kita. Yang semestinya harus kita temukan dan pikirkan untuk lebih peka dalam memaknai kehidupan.

Namun, dalam faktanya manusia mempersempit makna kata produktif. Di Indonesia, orang-orang yang tidak mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan yang tidak continue, maka dikatakan tidak produktif. Seperti halnya begini, hari ini saya menuliskan sesuatu, besok saya harus menuliskan sesuatu lagi atau lebih dari satu dan seterusnya saya harus menulis setiap hari, itu bisa dikatakan produktif dalam menulis. Namun, betapa sempitnya pemaknaan produktif tersebut. Iya, memang menuruku sempit jika dilihat dari esensi manusia yang diciptakan untuk produksi dan diharapkan untuk produktif. Selama manusia itu hidup di dunia ini, pasti mereka melakukan produksi dan produktif (banyak menghasilkan) dalam lingkup luas. Jika tidak produktif maka manusia itu sudah mati dan tidak lagi hidup di dunia ini. Lalu bagaimana jika aku masih hidup dan dikatakan tidak produktif? Sekarang yang tidak tau makna sebenarnya produktif itu siapa? Lalu siapa yang "tidak produktif" menghasilkan pemikiran yang lebih luas? (Menurutku produktif itu tidak sesempit yang ada di otak dan kepala anda).

Ditulis oleh: Eko Romansah
19/11/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar