Produktif, satu kata yang
memang sedang mengganjal di dalam otakku. Selepas subuh tadi aku mencoba untuk
mengosongkan pikiran dan menyelami diri sendiri sedalam mungkin. Setidaknya aku
mampu menilai seberapa besar progres yang sudah aku jalani selama ini. Tumbuh
dan berkembang adalah sebuah keharusan diri untuk menemukan sesuatu yang
sebelumnya tak terpikir dan terbayangkan. Alhasil, diantara kedamaian peluk
embun dan matahari yang malu-malu menampakkan diri, aku menemu ujung
perenungan, produktif.
Produktif, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, berarti yang sifatnya banyak menghasil. Tataran atau
proporsi "banyak menghasilkan" dalam konteks tersebut aku kira masih grambyang. Atau mungkin bisa dikatakan
mempunyai takaran yang relatif, yang terpenting adalah lebih dari satu, tidak
stagnan, dan menghasilkan sesuatu (inovasi) yang baru. Kalau memang yang
dikatakan produktif itu setiap harinya harus menghasilkan sesuatu yang baru
secara terus menerus, itu juga belum tepat esensi. Bagaimana tidak jika dalam
sebuah pabrik kacang bermerk "X" misalnya, karyawan yang bertugas
menimbang kacang kulit, ya selamanya akan menimbang kacang kulit setiap harinya
dengan jenis yang sama (tidak baru), takaran yang sama, kwalitas yang sama, dan
itu mereka lakukan setiap hari. Hanya saja yang membedakan adalah jumlah kacang
yang ditimbang terus bertambah jika dihitung secara kumulatif dari hari
sebelumnya. Lalu, bagaimana dengan definisi produktif yang sebelumnya?
Seseorang yang banyak
menghasilkan sesuatu baik seragam atau tidak, lalu diukur dari jumlah waktu
yang dihabiskan untuk proses tersebut maka sesorang tersebut bisa dikatakn
produktif. Kata sifat yang selalu menerangkan kondisi kata benda itu ada yang masih
mempunyai makna yang tidak tetap. Hal ini tergantung bagaimana kita melihat
dari sudut pandang tertentu dan dalam lingkup tertentu juga. Jika aku
mengatakan kamu jelek, bukan berati kamu bagus. Negasi dari kamu jelek adalah
kamu tidak jelek. Lalu jika aku mengatakan aku produktif maka bukan berarti aku
mati dan negasi dari kata aku produktif adalah aku tidak produktif.
Yang akan aku paparkan dalam
tulisan ini adalah, hanya ada 2 macam kata yang bersangkutan dengan produktif
yaitu produk dan produksi. Produk adalah hasil, yang merupakan objek yang
dikenai perkerjaan. Lalu produksi adalah proses menghasilkan sesuatu yang
disebut produk. Dan produktif adalah kembali pada yang bersifat banyak
menghasilkan. Namun, tidak ada kata lain yang mengekspresikan "kurang
produktif" atau "tidak produktif". Sejauh ini belum aku menemukan
kata yang bisa mewakilkan dua kata tersebut. Jika ingin dipaksakan dengan
mengatakan "disproduktif" atau "aproduktif" atau
"produktifless" kedengarannya sangat lucu sekali dan sumbang
ditelinga.
Aku sempat berpikir bahwa
memang esensi dari diri manusia diciptakan Tuhan adalah untuk produktif atau
banyak menghasilkan. Entah itu memang sengaja atau tidak, hal ini merupakan
simbol untuk manusia agar selalu produktif, maka tidak diciptakan kata tidak
produktif. Sewajarnya jika ada lebih banyak produksi yang disebut dengan
produktif lalu kenapa tidak ada sebutan bagi yang lebih sedikit produksi? Atau
tidak produksi sama sekali? Nah, dari sini lah sebetulnya kita mampu mengamati
hal-hal kecil disekitar kita. Yang semestinya harus kita temukan dan pikirkan
untuk lebih peka dalam memaknai kehidupan.
Namun, dalam faktanya manusia
mempersempit makna kata produktif. Di Indonesia, orang-orang yang tidak mampu
menghasilkan sesuatu yang baru dan yang tidak continue, maka dikatakan tidak
produktif. Seperti halnya begini, hari ini saya menuliskan sesuatu, besok saya
harus menuliskan sesuatu lagi atau lebih dari satu dan seterusnya saya harus
menulis setiap hari, itu bisa dikatakan produktif dalam menulis. Namun, betapa
sempitnya pemaknaan produktif tersebut. Iya, memang menuruku sempit jika
dilihat dari esensi manusia yang diciptakan untuk produksi dan diharapkan untuk
produktif. Selama manusia itu hidup di dunia ini, pasti mereka melakukan
produksi dan produktif (banyak menghasilkan) dalam lingkup luas. Jika tidak
produktif maka manusia itu sudah mati dan tidak lagi hidup di dunia ini. Lalu
bagaimana jika aku masih hidup dan dikatakan tidak produktif? Sekarang yang
tidak tau makna sebenarnya produktif itu siapa? Lalu siapa yang "tidak
produktif" menghasilkan pemikiran yang lebih luas? (Menurutku produktif
itu tidak sesempit yang ada di otak dan kepala anda).
Ditulis oleh: Eko Romansah
19/11/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar