Minggu, 22 September 2013

Superman is Dead

Jika harus bebicara seputar musik, maka hal yang paling disoroti adalah selera. Seperti menu makanan yang memiliki beraneka jenis dan beragam bentuk yang dikemas dengan suara yang mengandung nilai estetik tertentu. Begitulah musik yang merupakan menu makanan yang hampir setiap hari dikonsumsi setiap individu. Selera setiap individu pada saat-saat tertentu memilki kecenderungan berubah-ubah sesuai dengan mood atau kondisi perasaan masing-masing. Terkadang selera yang muncul dalam diri dapat diidentikan dengan karakter pribadi setiap individu tersebut. Kali ini tidak ada hubungan sama sekali dengan bentuk fisik yang
setiap individu karena bentuk fisik tidak mencerminkan karakter ataupun selera musik. Kondisi realnya adalah muka garang tidak selamanya menyukai musik keras yang cenderung dengan garang seperti dirinya, namun bisa saja kondisi tersebut berbalik 180 drajat. Ada juga yang bermuka garang menyukai musik yang lembut yang sesuai dengan suasana hati atau juga karakter pribadi yang memang tidak menyukai kekerasan.

Seperti yang telah saya baca, banyak referensi tentang Teori Musik. pemahaman seputar musik saya dapatkan dari membaca buku-buku yang ada di koleksi buku saya. Mulai dari definisi musik, musik sebagai karya seni, sejarah musik dan sampai dengan pembagian jenis musik. Namun nampaknya sebelum kita mengenal dan mengerti musik sebagai sebuah disiplin ilmu, kita sudah dipertemukan atau lebih dini menggauli musik. Tepatnya saling membelai satu sama lain. Aku dan musik, tidak memerlukan bakat khusus dalam bidang bermusik, sudah erat kedekatannya. Entah itu sebagai pelaku musik atau hanya sekedar penikmat musik, merujuk pada satu orientasi kedekatan kita dengan musik.
----------------
*beberapa paragraf terpotong*
----------------
Pada intinya, tujuan dari pembahasan ini hanya untuk menunjukkan bahwa saya suka musik yang bersemangat, yang mempunyai hentakkan cepat, berkarakter, dan ada pada Superman Is Dead!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar