Rabu, 22 Mei 2013
Suram
"Tak tik tak tik tak tik tak tik" begitu bunyi jam bundar dinding kamar, jika waktu diartikan sebagai taktik atau stretegi dan tiktak sebagai ketangkasan, maka benarlah esensi bunyi dari jam tersebut. Lantas apa jadinya jika jam tangan saya berbunyi "cak cek cek cak cek"? Hampir tidak ada esensi yang bisa dikupas dari suaranya, bahkan jika dipaksakan bermakna maka yang terjadi adalah kemalangan, pi cak pi cek pi cak pi cek.
Pelajar Akhir Bulan
Gelung
terus gelung terus urai, sibak terus sibak terus ikat, lempar terus
lempar terus silak, tiris terus tiris terus sisir. Disisir, disilak,
diikat, terus disanggul.
Rambut gondorong, orang bilang rambutnya yang tak bermoral dan berpendidikan, ada juga yang mengatakan tak rapi dan menyeramkan, kaum "keras" menghakimi sebagai perbuatan dosa, yang serupa wanita.
Dan saya lebih tertarik yang bilang seperti ini: dengan jambang dan rambut panjang, anda nampak seperti yang digantung di Jerusalem sana, jika disanggul nampak seperti kader parpol yang sering bilang "restorasi!", jika dicukur dan disanggul anda kembali kesebuah jaman kerajaan yang hampir seluruh masyarakat laki2 dan perempuan bersanggul seperti membawa stupa diatas kepala anda dan Gajah Mada sebagai patihnya.
Bagi saya sendiri, rambut gondrong yang bersanggul atau tidak, hanya sebatas keterpaksaan memilih 500 rupiah atau 5000 rupiah, Rejo*ce atau pangkas rambut Madura!
27 Maret 2013
Rambut gondorong, orang bilang rambutnya yang tak bermoral dan berpendidikan, ada juga yang mengatakan tak rapi dan menyeramkan, kaum "keras" menghakimi sebagai perbuatan dosa, yang serupa wanita.
Dan saya lebih tertarik yang bilang seperti ini: dengan jambang dan rambut panjang, anda nampak seperti yang digantung di Jerusalem sana, jika disanggul nampak seperti kader parpol yang sering bilang "restorasi!", jika dicukur dan disanggul anda kembali kesebuah jaman kerajaan yang hampir seluruh masyarakat laki2 dan perempuan bersanggul seperti membawa stupa diatas kepala anda dan Gajah Mada sebagai patihnya.
Bagi saya sendiri, rambut gondrong yang bersanggul atau tidak, hanya sebatas keterpaksaan memilih 500 rupiah atau 5000 rupiah, Rejo*ce atau pangkas rambut Madura!
27 Maret 2013
Photografi dan Fenomenologi
Jika fotografi dimasukkan kedalam ranah seni, maka gambar yang mengandung fokus objek diharapkan mengandung nilai estetik, teknik, dll. Jika Photografi mengambil fokus "Human Exploration" sudah barang tentu photografer harus menggali sedalam-dalamnya nilai dan makna untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setidaknya ada dua tipe pengambilan gambar, yaitu dengan dilakukan orang lain atau dilakukan sendiri dan juga hasil gambar yang diperoleh, diperuntukkan sebagai konsumsi pribadi atau konsumsi umum (baik komersial maupun nonkomersial). Berbagai cara untuk mempublikasikan gambar sebagai seni photografi, baik media cetak ataupun social network (facebook, twitter, kaskus, dll).
Aku
Aku
substansi tertinggi dari keberadaanku, yang ada begitu saja, kebebasanku
mutlak, tuhan itu hanya perpanjangan pemikiranku, selebihnya, penentu
masa yang akan datang adalah aku, tidak ada satupun (orang) yang bisa
campurtangan pada kebebasan menindak untuk diriku sendiri, aku ada untuk
diriku sendiri, setelahnya, aku ada untuk orang lain!
29 Maret 2013
29 Maret 2013
Hans Kopi
Klutak klutik klutak klutik
Ada yang bicara pilitik
Ada yang bicara bisnis
Ada yang sorak sorai
Klutak klutik klutak klutik
Ada yang sedang mesra
Ada yang sedang cemburu
Ada yang sedang berburu
Klutak klutik klutak klutik
#Ada yang nelen sendok&gelas!#
27 April 2013
Ada yang bicara pilitik
Ada yang bicara bisnis
Ada yang sorak sorai
Klutak klutik klutak klutik
Ada yang sedang mesra
Ada yang sedang cemburu
Ada yang sedang berburu
Klutak klutik klutak klutik
#Ada yang nelen sendok&gelas!#
27 April 2013
Bayanganku kepada Tuhan
Bayangan
saya, Tuhan itu tidak seperti ketika takbirotulikhrom dan melafalkan
Al-Fatekhah dengan fasih, tidak pula hening ketika Nyepi, bahkan tidak
seperti lagunya Pambers yang berjudul "Tuhan", apalagi yang seperti
dituliskan di buku-buku.
Bayangan saya, Tuhan itu seperti menghisap Superfine Clove Cigarrete bakda "wareg mangan sego anget"!
Bayangan saya, Tuhan itu seperti menghisap Superfine Clove Cigarrete bakda "wareg mangan sego anget"!
Celoteh Desaku
Pada
jaman dulu kala, tersiar kabar pedukuhan "Dangklik" desa Tawangrejo
didirikan oleh syech Subakir, ulama besar tanah Jawa dan bagian dari
Wali Songo. Filosofi nama "Dangklik" berasal dari kata "Sendange
Mengklik-mengklik" (sumber air yang deras).
Lantas bagaimana jika agak "diplintir" sedikit maknanya, disesuaikan dengan kekinian? Jika "Dangklik" diuraikan menjadi "kendange kewolak-walik", pasti tak akan menghasilkan bunyi harmoni, ketika ditabuh satu berbunyi satu mati dan begitu seterusnya.
Lebih ironi lagi, jika tidak saja agak "dplintir" lagi, namun maknanya sudah "dipencet terus diplintir terus ditarik" maka yang terjadi adalah "Dangklik" sebagai "selendange ora tau balik", yang membawa malapetaka seperti dalam serat Kekawin Arjuna Wiwaha.
Heuheuheuheu
31 Maret 2013
Lantas bagaimana jika agak "diplintir" sedikit maknanya, disesuaikan dengan kekinian? Jika "Dangklik" diuraikan menjadi "kendange kewolak-walik", pasti tak akan menghasilkan bunyi harmoni, ketika ditabuh satu berbunyi satu mati dan begitu seterusnya.
Lebih ironi lagi, jika tidak saja agak "dplintir" lagi, namun maknanya sudah "dipencet terus diplintir terus ditarik" maka yang terjadi adalah "Dangklik" sebagai "selendange ora tau balik", yang membawa malapetaka seperti dalam serat Kekawin Arjuna Wiwaha.
Heuheuheuheu
31 Maret 2013
Ayah dan Iwan Fals
Dulu
"beliau" penikmat berat syair-syair sang maestro, satu tempo dimana
sengaja dibawakan sekeping CD hitam merona, merahnya mewarnai kelopak
menghentak relung-relung petang, banjir keringat mata adalah tanda
kerapuhan mulai mengusik kesendirian sang pejantan. Dan beginilah adanya
jika diejakan:
********
Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit
Temanku gitar temanku lagu
Nyanyikan tangis marah dan cinta
Temanku niat temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat
********
Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit
Temanku gitar temanku lagu
Nyanyikan tangis marah dan cinta
Temanku niat temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat
Sapi Jantan
Pengemis
itu, tidak pernah menghabiskan waktu disepertiga malamnya untuk
mengemis keadilan kepada Tuhannya, tak pernah bersimpuh diatas sejadah
palsu, tidak pula merengek dibawah salib kristus, jauh dari warna-warni
sesaji pura, apalagi hening dihadapan patung budha. Pengemis itu, selalu
menghabiskan waktu untuk merekahkan senyuman agung diantara ratapan
dosa, atau bahkan menghina manusia diantara
lelap-lelap mereka. Karena, jika nanti telah datang surya, pengemis
kembali dalam kutukan abadinya, meratap dalam hinaan manusia yang
menuhankan harta.
Pengemis itu, bukan pemalas yang enggan bekerja, bukan pula yang telah berputus asa, apalagi yang berlindung dibawah ketidakmampuan diri atas kelumpuhan jasmani.
Pengemis itu, sebaik-baiknya penguji kesediaan untuk memberi, sebenar-benarnya diadakan Tuhan sebagai penyeimbang.
Pengemis itu, bukan pemalas yang enggan bekerja, bukan pula yang telah berputus asa, apalagi yang berlindung dibawah ketidakmampuan diri atas kelumpuhan jasmani.
Pengemis itu, sebaik-baiknya penguji kesediaan untuk memberi, sebenar-benarnya diadakan Tuhan sebagai penyeimbang.
kata-kata untuk calon wakil terpilih No. 2
Aku
berlindung atas nama harta dan tahta, atas nama kehendak yang
dikehendakkan. Aku berketuhanan dan sekaligus menuhankan. Aku bersabda
maka mereka tak mampu apa-apa, aku berkelana maka sekutuku berpura-pura,
aku berburu maka sebaris perawan menyumbat kelaminku.
Aku adalah raja dari para brahmana, kasta dari kaum yang terpelajar, yang terdidik dan akan sekaligus menjadi pendidik. Aku penguasa dari segala nilai dan norma, aku adalah maha guru dari jajaran guru dan calon guru. Aku tak perdulikan kualitas dan kuantitasku! Karena mereka berada dibawah kehormatan kaki-kakiku.
Aku adalah raja dari para brahmana, kasta dari kaum yang terpelajar, yang terdidik dan akan sekaligus menjadi pendidik. Aku penguasa dari segala nilai dan norma, aku adalah maha guru dari jajaran guru dan calon guru. Aku tak perdulikan kualitas dan kuantitasku! Karena mereka berada dibawah kehormatan kaki-kakiku.
Umat Siliti
Umat
siliti adalah umat yang suka pada tempat yang tersembunyi, merasa malu
jika identitasnya diketahui orang lain, berada diantara garis tengah
fiqih dan akhlaq, sering ditindih dan dikentuti, tapi umat Siliti
menyimpan rahasia dan pesona dua sisi.
15 Mei 2013
15 Mei 2013
Dihujani Hujan
Jika
tetes hujan yang turun malam sedang bersholawat untuk bulan rajab dan
maulid nabi, yang sepantasnya bergema di Majelis Ta'lim atau
masjid-masjid. Lantas apa yang masuk dalam celanaku ini? Setidaknya
para malaikat yang bersholawat lewat titik hujan di bumi Semarang kali
ini tidak lancang, masuk-masuk celana bagian dalam. SiaL.
*dihujaniHujan, 17 Mei 2013
*dihujaniHujan, 17 Mei 2013
Cadas Tingkat Makrifat
Setelah
saya amati, genre musik JKT48 yang merupakan duplikat dari AKB48 adalah
Cadas tingkat Makrifat. Dimana kata Makrifat disini saya artikan dengan
kembali ketitik noL, dan merupakan Genre musik cadas tingkat tinggi
yang terkadang bersimpangan dengan cadas syariat (hukum-hukum atau
aturan musik cadas).
Fatanah versi Sujiwo Tejo
Wanita
itu merupakan sesuatu yang kompleks, wanita itu seperti belut,
sekalipun kita telah menikmati seluruh lekuk tubuhnya tetap saja
sukmanya luput dari genggaman. Laki-laki yang Ngencuknya menggunakan
harta, dia sudah bukan laki-laki.
Wartawan indonesia terlalu terbuai untuk memberitakan bahwa dibalik wanita disekeliling Fatanah itu hanya berdasarkan uang, namun wartawan tidak pernah menuliskan bahwa barangkali dibalik wanita yang mengelilingi Fatanah dikarenakan faktor cinta, romantisme. Barangkali Fatanah pandai memberikan cinta, merayu dalam nuansa religiusitas,dll. Yang terjadi sekarang, rakyat indonesia mempunyai asumsi bahwa untuk mendapatkan wanita tidak lagi dengan cinta namun dengan harta. Itu lah kesalahan wartawan yang bisa menghambat revolusi yang ada di republik ini karena revolusi hanya bisa dibangun dengan cinta.
(Sujiwotejo, ILC)
Wartawan indonesia terlalu terbuai untuk memberitakan bahwa dibalik wanita disekeliling Fatanah itu hanya berdasarkan uang, namun wartawan tidak pernah menuliskan bahwa barangkali dibalik wanita yang mengelilingi Fatanah dikarenakan faktor cinta, romantisme. Barangkali Fatanah pandai memberikan cinta, merayu dalam nuansa religiusitas,dll. Yang terjadi sekarang, rakyat indonesia mempunyai asumsi bahwa untuk mendapatkan wanita tidak lagi dengan cinta namun dengan harta. Itu lah kesalahan wartawan yang bisa menghambat revolusi yang ada di republik ini karena revolusi hanya bisa dibangun dengan cinta.
(Sujiwotejo, ILC)
Langganan:
Postingan (Atom)