Rabu, 22 Mei 2013

Sapi Jantan

Pengemis itu, tidak pernah menghabiskan waktu disepertiga malamnya untuk mengemis keadilan kepada Tuhannya, tak pernah bersimpuh diatas sejadah palsu, tidak pula merengek dibawah salib kristus, jauh dari warna-warni sesaji pura, apalagi hening dihadapan patung budha. Pengemis itu, selalu menghabiskan waktu untuk merekahkan senyuman agung diantara ratapan dosa, atau bahkan menghina manusia diantara lelap-lelap mereka. Karena, jika nanti telah datang surya, pengemis kembali dalam kutukan abadinya, meratap dalam hinaan manusia yang menuhankan harta.
Pengemis itu, bukan pemalas yang enggan bekerja, bukan pula yang telah berputus asa, apalagi yang berlindung dibawah ketidakmampuan diri atas kelumpuhan jasmani.
Pengemis itu, sebaik-baiknya penguji kesediaan untuk memberi, sebenar-benarnya diadakan Tuhan sebagai penyeimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar