Pada
jaman dulu kala, tersiar kabar pedukuhan "Dangklik" desa Tawangrejo
didirikan oleh syech Subakir, ulama besar tanah Jawa dan bagian dari
Wali Songo. Filosofi nama "Dangklik" berasal dari kata "Sendange
Mengklik-mengklik" (sumber air yang deras).
Lantas bagaimana jika
agak "diplintir" sedikit maknanya, disesuaikan dengan kekinian? Jika
"Dangklik" diuraikan menjadi "kendange kewolak-walik", pasti tak akan menghasilkan bunyi harmoni, ketika ditabuh satu berbunyi satu mati dan begitu seterusnya.
Lebih ironi lagi, jika tidak saja agak "dplintir" lagi, namun maknanya
sudah "dipencet terus diplintir terus ditarik" maka yang terjadi adalah
"Dangklik" sebagai "selendange ora tau balik", yang membawa malapetaka
seperti dalam serat Kekawin Arjuna Wiwaha.
Heuheuheuheu
31 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar