Rabu, 22 Mei 2013

Ayah dan Iwan Fals

Dulu "beliau" penikmat berat syair-syair sang maestro, satu tempo dimana sengaja dibawakan sekeping CD hitam merona, merahnya mewarnai kelopak menghentak relung-relung petang, banjir keringat mata adalah tanda kerapuhan mulai mengusik kesendirian sang pejantan. Dan beginilah adanya jika diejakan:
********
Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit

Temanku gitar temanku lagu
Nyanyikan tangis marah dan cinta
Temanku niat temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat



Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api

Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku terkuras


 Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis

Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api

Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api

Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku habis terkuras

Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis

Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
***************

#air mata api, Iwan Fals.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar