Jumat, 26 Juli 2013

Budaya Lintas Bahasa



Budaya memiliki definisi yang berbagai-bagai. Konteks budaya yang tidak disejajarkan dengan kajian ilmiah maka akan mengalami polarisasi makna yang hampir tidak mempunyai batasan-batasan. Sekalipun jika harus dipaksakan, untuk menilik makna dan definisi budaya itu sendiri harus melalui landasan berpikir yang kompleks. Seperti halnya jika budaya didefinisikan secara epistimlogis ketatabahasaan maka budaya memiliki makna yang hampir sama dengan definisi peradaban. Logikanya antara budaya dan peradaban adalah samar. Semacam bayi lahir kembar yang waktu lahirnya bergantian barang 20 atau 30 menit. Mereka memiliki paras dan bentuk fisik yang saling mengekor namun secara naluriah memiliki ruang gerak yang bisa terpaut jauh.
Menurut Yan dalam bukunya Ilmu Budaya yang diterbitkan tahun 2010, Budaya dan kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.  Lalu bagaimana jika definisi budaya jika dilihat dari lintas bahasa? Pastinya akan memiliki makna yang sedikit berbeda sekalipun terdapat benang merah yang terlihat dipaksakan. Budaya atau culture (Inggris) dan la culture (Prancis) tidak memiliki arti yang sama. Kata la culture dalam kamus besar bahasa Prancis-Indonesia mempunyai arti penggarapan, penanaman, dan pembudidayaan. Kata la culture memang dalam arti kedua adalah budaya. Namun jika ditinjau dari penggunaan kata la culture dalam bahasa Prancis sehari-hari lebih dominan dipakai dalam bahasa pertanian atau bercocok tanam (agriculture).
Disisi yang lain, kata budaya yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal memiliki keterkaitan makna dengan kata se cultivé. Kata kerja pronominal yang dipakai dalam bahasa Prancis ini memiliki arti mengembangkan pikiran, memupuk kecerdasan, dan memperluas pengetahuan. Keterkaitan akal budi yang berhubungan dengan hal-hal mengenai pengembangan pemikiran semacam sebuah titik yang ditarik memanjang membentuk garis lurus.
Budaya dan bahasa memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Ibarat sebuah mata uang logam yang memiliki dua sisi yang saling mengisi. Budaya berkembang seiring dengan perkembangan bahasa. Tanpa bahasa budaya tak akan mampu menjadi sebuah objek yang terpelihara eksistensinya. Namun jika makna dan definisi budaya itu sendiri ditinjau dari segi keragaman bahasa, maka budaya bisa memiliki perbedaan makna.
Dalam tata bahasa Prancis, budaya lebih identik direpresentasikan dengan kata la civilisation. Dimana dalam kamus besar bahasa Prancis-Indonesia menunjukkan arti adat atau peradaban dan juga berarti kebudayaan. Kata peradaban disini bisa diterima sebagai bentuk kebudayaan karena peradaban dijaga kelangsungannya secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Secara teoritis budaya didefinisikan sebagai seuatu bentuk hasil cipta, rasa, dan karya manusia yang dipelihara dan dijaga secara terus menerus eksistensinya. Jadi, kata la culture yang lebih identik dengan dunia pertanian bisa saja digunakan untuk merepresentasikan budaya karena pertanian atau bercocok tanam adalah bagian dari cipta manusia yang terjaga dan terpelihara. Akan tetapi, masyarakat Prancis lebih mngidentikkan budaya dengan kata la civilisation yang mempunyai arti peradaban.
Ini lah yang dimaksudkan sebagai budaya dalam lintas bahasa. Keberagaman adalah kata kunci yang menghiasi perkembangan budaya, baik keberagaman makna, arti, dan bahkan pengklasifikasian budaya. Dari kesemuanya itu terkemas rapid dan indah dalam bahasa. Antara bahasa, budaya, dan bahasa budaya telah melahirkan “membaca” dan “menulis”. Salam sastra!


Romansah
25-07-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar