Budaya memiliki definisi yang berbagai-bagai. Konteks budaya
yang tidak disejajarkan dengan kajian ilmiah maka akan mengalami polarisasi
makna yang hampir tidak mempunyai batasan-batasan. Sekalipun jika harus
dipaksakan, untuk menilik makna dan definisi budaya itu sendiri harus melalui
landasan berpikir yang kompleks. Seperti halnya jika budaya didefinisikan
secara epistimlogis ketatabahasaan maka budaya memiliki makna yang hampir sama
dengan definisi peradaban. Logikanya antara budaya dan peradaban adalah samar.
Semacam bayi lahir kembar yang waktu lahirnya bergantian barang 20 atau 30
menit. Mereka memiliki paras dan bentuk fisik yang saling mengekor namun secara
naluriah memiliki ruang gerak yang bisa terpaut jauh.
Menurut Yan dalam bukunya Ilmu Budaya yang diterbitkan tahun 2010, Budaya dan kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Lalu bagaimana
jika definisi budaya jika dilihat dari lintas bahasa? Pastinya akan memiliki
makna yang sedikit berbeda sekalipun terdapat benang merah yang terlihat
dipaksakan. Budaya atau culture (Inggris) dan la culture (Prancis) tidak memiliki arti yang sama. Kata la culture dalam kamus besar bahasa
Prancis-Indonesia mempunyai arti penggarapan, penanaman, dan pembudidayaan.
Kata la culture memang dalam arti kedua adalah budaya. Namun jika ditinjau dari
penggunaan kata la culture dalam bahasa Prancis sehari-hari lebih dominan
dipakai dalam bahasa pertanian atau bercocok tanam (agriculture).
Disisi yang lain, kata budaya yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi yang berarti budi atau
akal memiliki keterkaitan makna dengan kata se
cultivé. Kata kerja pronominal yang dipakai dalam bahasa Prancis ini
memiliki arti mengembangkan pikiran, memupuk kecerdasan, dan memperluas
pengetahuan. Keterkaitan akal budi yang berhubungan dengan hal-hal mengenai
pengembangan pemikiran semacam sebuah titik yang ditarik memanjang membentuk
garis lurus.
Budaya dan bahasa memiliki keterkaitan yang tidak bisa
dipisahkan. Ibarat sebuah mata uang logam yang memiliki dua sisi yang saling
mengisi. Budaya berkembang seiring dengan perkembangan bahasa. Tanpa bahasa
budaya tak akan mampu menjadi sebuah objek yang terpelihara eksistensinya.
Namun jika makna dan definisi budaya itu sendiri ditinjau dari segi keragaman
bahasa, maka budaya bisa memiliki perbedaan makna.
Dalam tata bahasa Prancis, budaya lebih identik
direpresentasikan dengan kata la
civilisation. Dimana dalam kamus besar bahasa Prancis-Indonesia menunjukkan
arti adat atau peradaban dan juga berarti kebudayaan. Kata peradaban disini
bisa diterima sebagai bentuk kebudayaan karena peradaban dijaga kelangsungannya
secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Secara teoritis budaya
didefinisikan sebagai seuatu bentuk hasil cipta, rasa, dan karya manusia yang
dipelihara dan dijaga secara terus menerus eksistensinya. Jadi, kata la culture yang lebih identik dengan
dunia pertanian bisa saja digunakan untuk merepresentasikan budaya karena
pertanian atau bercocok tanam adalah bagian dari cipta manusia yang terjaga dan
terpelihara. Akan tetapi, masyarakat Prancis lebih mngidentikkan budaya dengan
kata la civilisation yang mempunyai
arti peradaban.
Ini lah yang dimaksudkan sebagai budaya dalam lintas bahasa.
Keberagaman adalah kata kunci yang menghiasi perkembangan budaya, baik
keberagaman makna, arti, dan bahkan pengklasifikasian budaya. Dari kesemuanya
itu terkemas rapid dan indah dalam bahasa. Antara bahasa, budaya, dan bahasa
budaya telah melahirkan “membaca” dan “menulis”. Salam sastra!
Romansah
25-07-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar