Selasa, 30 Juli 2013

Gagal Jadi Mahasiswa atau Keteraturan Pola Hidup


Dinamika perubahan pola hidup pasti dialami bagi setiap individu. Proses perubahan yang seperti putaran roda akan terus berjalan sesuai pada porosnya. Perubahan ini meliputi semua kabiasaan yang terus berubah dari hari ke hari dengan arus maju. Yang dimaksudkan disini adalah bagaimana pola hidup manusia yang berkembang dari masa ke masa bergerak dari titik nol dan akan kembali ketitik nol kembali. Seperti bumi yang berputar searah mengelilingi matahari, begitulah kehidupan manusia. Dari terang menuju gelap dan akan terbit terang kembali, dari kelahiran menuju kematian dan akan datang kelahiran kembali, seperti datangnya siang yang ditelan malam dan siang akan menampakkan kembali. Begitulah pola hidup yang semestinya tidak akan pernah stagnan tanpa gerak laju perubahan. Bisa saja yang seperti ini dikatakan sebagai sebuah proses yang akan menuju  pada satu titik kembali atau memang berhenti di tengah-tengah ayang dinamakan kosong.
Berfilsafat bukan berati memaksakan kemustahilan menjadi kebenaran namun mencari kebenaran sesuai dengan akal pikiran manusia. Hal-hal yang mendasar mengenai struktur kehidupan mulai dideskripsikan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.

Pola adalah skema yang disusun secara pragmatis dan terperinci sehingga dapat mendiskripsikan atau memaparkan suatu objek kajian. Pola hidup terkadang tidak sama sekali keberadaannya sudah terencana dengan rapi karena kemampuan setiap individu sebagai pelaku kehidupan mempunyai kapasitas yang berbeda. Kapasitas disini lebih mengarah pada kecenderungan manusia untuk menyusun rencana kehidupannya sendiri dengan baik dan matang untuk suatu masa yang akan datang. Bagi segelintir individu saja yang mampu untuk menyusun pola hidup yang konsisten untuk waktu yang telah lalu dan untuk jangka waktu yang panjang kedepan.
Kita sebagai individu yang percaya akan keberadaan Tuhan dan mangakui akan pengaturan kehidupan sesuai dengan kehendak Illahi, kurang begitu memperhitungkan pola kehidupan yang akan kita jalani. Bentuk kepasrahan kepada sang Pencipta cenderung membuat individu semakin enggan untuk mengejar apa yang mereka impikan. Terlepas dari usaha yang telah dijalani, setiap individu kurang begitu memperhatikan pentignya mengatur dan menjaga pola hidup. Memang tataran keteraturan pola hidup bagi setiap individu berbeda sesuai dengan apa yang sedang mereka jalani dan mereka perlukan. Namu setidaknya untuk membuat nyaman pada pola hidup yang sedang kita jalani adalah perkara yang tidak mudah.
Sebagai contoh kecil betapa pola kehidupan pelajar dan mahasiswa sangat berbeda jauh. Selayaknya bunga yang sedang mekar untuk mencapai bentuk yang tercantik, begitu pula seorang pelajar yang menata pola hidupnya sedemikian teratur untuk menjadi ‘’tidak teratur’’. Bagaimana tidak jika ketika mengalami masa kebebasan yang kurang terkontrol dengan baik oleh pengawasan orang tua, pelajar yang telah menjadi mahasiswa mengalami perubahan pola hidup yang sangat drastis. Jika dikatakan sebagai masa pencarian jati diri bukan berarti mengabaikan nilai-nilai disiplin hidup yang sudah sekian lama dijalani. Rata-rata mahasiswa sudah mengawali perubahan pola tidur, pola belajar, bergaul dan penyusunan ideologi kehidupan yang terkadang terlewat batas. Mahasiswa yang disibukkan dengan tugas perkuliahan memaksa mereka untuk lembur sepanjang malam dan waktu istirahat ditumpahkan sepanjang siang. Mahasiswa yang sudah tidak dikejar oleh bayang-bayang ulangan harian lebih cenderung menyibukkan diri untuk mencari pengalaman bergaul yang sebanyak mungkin.
Memang bagi sebagian dari mereka yang dengan mudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru akan terasa biasa saja dan tidak berpengaruh banyak pada pola hidup yang teratur. Namun bagi mereka yang kurang mampu menyikapi perubahan pola hidup yang berbeda jauh dari sebelumnya, maka tak jarang bagi mereka yang mengalami kegagalan yang serius. Baik gagal dalam mengatur dirinya sendiri, pola hidupnya sendiri, dan bahkan mengatur target-target yang harus dicapai untuk kepentingan masing-masing.
Ketidak mampuan membawa diri untuk menyesuaikan perubahan kehidupan yang bebas akan membawa dampak negative bagi setiap individu. Kebanyakan mereka yang datang dari wilayah pinggiran kota atau kelas menengah kebawah akan mengalami shock situation. Pola hidup yang tak terkontrol dan cenderung tidak mendukung dengan kebutuhan akan tanggungjawab sebagai mahasiswa akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri. Apalagi pola hidup yang disfungsi itu siikuti dengan ideologi atau prinsip diri yang semrawut juga maka gagal jadi mahasiswa sudah barang pasti.

Romansah
31-7-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar