Dinamika perubahan pola hidup pasti dialami bagi setiap
individu. Proses perubahan yang seperti putaran roda akan terus berjalan sesuai
pada porosnya. Perubahan ini meliputi semua kabiasaan yang terus berubah dari
hari ke hari dengan arus maju. Yang dimaksudkan disini adalah bagaimana pola
hidup manusia yang berkembang dari masa ke masa bergerak dari titik nol dan
akan kembali ketitik nol kembali. Seperti bumi yang berputar searah
mengelilingi matahari, begitulah kehidupan manusia. Dari terang menuju gelap
dan akan terbit terang kembali, dari kelahiran menuju kematian dan akan datang
kelahiran kembali, seperti datangnya siang yang ditelan malam dan siang akan
menampakkan kembali. Begitulah pola hidup yang semestinya tidak akan pernah
stagnan tanpa gerak laju perubahan. Bisa saja yang seperti ini dikatakan
sebagai sebuah proses yang akan menuju
pada satu titik kembali atau memang berhenti di tengah-tengah ayang
dinamakan kosong.
Berfilsafat bukan berati memaksakan kemustahilan menjadi
kebenaran namun mencari kebenaran sesuai dengan akal pikiran manusia. Hal-hal
yang mendasar mengenai struktur kehidupan mulai dideskripsikan dari yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks.
Pola adalah skema yang disusun secara pragmatis dan
terperinci sehingga dapat mendiskripsikan atau memaparkan suatu objek kajian. Pola
hidup terkadang tidak sama sekali keberadaannya sudah terencana dengan rapi
karena kemampuan setiap individu sebagai pelaku kehidupan mempunyai kapasitas
yang berbeda. Kapasitas disini lebih mengarah pada kecenderungan manusia untuk
menyusun rencana kehidupannya sendiri dengan baik dan matang untuk suatu masa
yang akan datang. Bagi segelintir individu saja yang mampu untuk menyusun pola
hidup yang konsisten untuk waktu yang telah lalu dan untuk jangka waktu yang
panjang kedepan.
Kita sebagai individu yang percaya akan keberadaan Tuhan dan
mangakui akan pengaturan kehidupan sesuai dengan kehendak Illahi, kurang begitu
memperhitungkan pola kehidupan yang akan kita jalani. Bentuk kepasrahan kepada
sang Pencipta cenderung membuat individu semakin enggan untuk mengejar apa yang
mereka impikan. Terlepas dari usaha yang telah dijalani, setiap individu kurang
begitu memperhatikan pentignya mengatur dan menjaga pola hidup. Memang tataran
keteraturan pola hidup bagi setiap individu berbeda sesuai dengan apa yang
sedang mereka jalani dan mereka perlukan. Namu setidaknya untuk membuat nyaman
pada pola hidup yang sedang kita jalani adalah perkara yang tidak mudah.
Sebagai contoh kecil betapa pola kehidupan pelajar dan mahasiswa
sangat berbeda jauh. Selayaknya bunga yang sedang mekar untuk mencapai bentuk
yang tercantik, begitu pula seorang pelajar yang menata pola hidupnya
sedemikian teratur untuk menjadi ‘’tidak teratur’’. Bagaimana tidak jika ketika
mengalami masa kebebasan yang kurang terkontrol dengan baik oleh pengawasan
orang tua, pelajar yang telah menjadi mahasiswa mengalami perubahan pola hidup
yang sangat drastis. Jika dikatakan sebagai masa pencarian jati diri bukan
berarti mengabaikan nilai-nilai disiplin hidup yang sudah sekian lama dijalani.
Rata-rata mahasiswa sudah mengawali perubahan pola tidur, pola belajar, bergaul
dan penyusunan ideologi kehidupan yang terkadang terlewat batas. Mahasiswa yang
disibukkan dengan tugas perkuliahan memaksa mereka untuk lembur sepanjang malam
dan waktu istirahat ditumpahkan sepanjang siang. Mahasiswa yang sudah tidak
dikejar oleh bayang-bayang ulangan harian lebih cenderung menyibukkan diri
untuk mencari pengalaman bergaul yang sebanyak mungkin.
Memang bagi sebagian dari mereka yang dengan mudah bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru akan terasa biasa saja dan tidak
berpengaruh banyak pada pola hidup yang teratur. Namun bagi mereka yang kurang
mampu menyikapi perubahan pola hidup yang berbeda jauh dari sebelumnya, maka
tak jarang bagi mereka yang mengalami kegagalan yang serius. Baik gagal dalam
mengatur dirinya sendiri, pola hidupnya sendiri, dan bahkan mengatur
target-target yang harus dicapai untuk kepentingan masing-masing.
Ketidak mampuan membawa diri untuk menyesuaikan perubahan
kehidupan yang bebas akan membawa dampak negative bagi setiap individu. Kebanyakan
mereka yang datang dari wilayah pinggiran kota atau kelas menengah kebawah akan
mengalami shock situation. Pola hidup
yang tak terkontrol dan cenderung tidak mendukung dengan kebutuhan akan
tanggungjawab sebagai mahasiswa akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri. Apalagi
pola hidup yang disfungsi itu siikuti dengan ideologi atau prinsip diri yang
semrawut juga maka gagal jadi mahasiswa sudah barang pasti.
Romansah
31-7-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar