Jumat, 20 September 2013

Kata Mereka

Kata Paman, laki-laki itu tidak boleh cengeng. Harus tegar dan mampu membawa diri. Harus pintar dan berani mengambil keputusan. Aku terlahir untuk menjadi seorang pemimpin, sebagai laki-laki, untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Jika pemimpin sudah limbung lantas mau dikemankan makmum mereka. begitu kiranya aku saat ini.
Kata Bibi, jika dengan pena kmu bisa hidup, untuk apa dengan cangkul dan sabit? Tak usah hiraukan masa lalu dan anggap saja sebagai pedoman untuk memperbaiki diri. Jika orang tuamu tidak berpendidikan tinggi, itu bukan salah mereka. itu adalah murni dari takdir Tuhan, jika tidak, bayangkan mana ada orang yang tak mau berilmu tinggi untuk menaikkan harkat dan martabat dirinya.

Kata Nenek, bukan uang yang Ibumu hasilkan selama bertahun-tahun lalu, namun dirimu! Dari perasan keringatnya, jadilah Kau! mata panah yang melesat keangkasa dan bulu-bulu pada panah tersebut adalah keluargamu. Jika Ibu pulang tak membawa setumpuk uang di bank, maka Ia telah menyimpannya dalam kepalamu. Segudang Ilmu yang membawanya ke surga dengan jutaan doa-doa.
Kata Adik, masa depanku adalah semangatmu kakak. Apa jadinya aku jika kamu menyerah dengan keadaan. Aku tak mau menikah muda dan dibodohi suamiku kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar