Ramdhan ini adalah ramadan yang penuh dengan simbah tangis
antara kebahagiaan dan haru biru kepedihan. Bagaimana tidak jika penantian yang
sekian lama dinanti olehku dan saudara perempuanku. Penantian yang begitu
kering akan dahaga kasih sayang orang tua. Sebagimana mestinya yang kita berdua
dapatkan selayaknya keluarga bahagia namun Tuhanku menidakkan. Tuhanku adalah
Tuhan kita penentu segala kejadian yang telah berlalu dan akan terjadi. Akan
tetapi kepedihan kita bukan kepedihanmu atau juga kepedihan kalian. Dahaga kami
bukan seperti dahaga kalian, yang mungkin bisa lebih kering kerontang daripada
kami. Kesyukuran kami jika dinilai dari titik nol maka kesyukuran kami berada
pada titik minus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar